REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penganiyaan yang menyebabkan meninggalnya seorang guru di SMAN 1 Torjun, Sampang, Jawa Timur (Jatim), mendapat perhatian semua kalangan. Salah satunya datang dari Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini.
Menurut dia, meninggalnya guru yang dianiaya muridnya sendiri tersebut membuat semua pihak harus menarik napas panjang dan menghela keprihatinan. Atas adanya kejadian tersebut, dunia pendidikan Indenesia harus menundukkan kepala sedalam-dalamnya untuk guru bernama Ahmad Budi Cahyono tersebut.
"Atas kejadian tersebut, saya menyampaikan duka yang mendalam untuk Guru Budi, Sampang Madura yg meninggal dianiaya oleh muridnya sendiri. Sebuah perilaku sangat keji dan tercela. Perbuatan kekerasan, apalagi terhadap seorang guru sangatlah tidak dibenarkan," ujar Helmi kepada Republika.co.id dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/1).
Karena itu, ia pun mengajak seluruh elemen pendidikan, untuk bercermin dan melakukan instrospeksi yang mendalam tentang kondisi faktual dunia pendidikan di Indonesia. Menurut dia, ke depannya moral dan karakter harus terus dipupuk sebagai tujuan akhir dari sebuah pendidikan. Karena, kata dia, tanpa moral yang baik pendidikan bisa dikatakan gagal.
"Meminta kepada seluruh yang terlibat dan pihah terkait agar tetap tenang dan arif dalam menyikapi kejadian tersebut," ucapnya.
Selain itu, Helmy juga meminta kepada para ulama dan tokoh masyarakat untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. "Meminta juga ulama dan tokoh masyarakat untuk memberikan upaya mediasi dan pemecahan masalah yang solutif bagi persoalan tersebut. Selamat jalan Guru Budi. Doa kami menyertaimu," kata Helmy.
Seperti diketahui, Guru kesenian di SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Jawa Timur, bernama Budi Cahyono tewas setelah dianiaya siswanya, Kamis (1/2). Budi merupakan mantan aktivis Lembaga Seni Mahasiswa Islam (LSMI) Malang.
Budi dianiaya oleh muridnya yang berinisial HI di lingkungan sekolah. Kasus pemukulan oleh siswa HI terjadi saat guru Budi menyampaikan pelajaran kesenian.