REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dinas Pertanian Kabupaten Karawang menyiapkan 34 pompa air terkait peristiwa jebolnya tanggul Sungai Cikaranggelam di Desa Dawuan, Kecamatan Cikampek. Akibat tanggul jebol tersebut, 1.000 hektare sawah di dua kecamatan terancam kekeringan. Sebab, aliran air tidak berjalan dengan normal.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, M Hanafi Chaniago, mengatakan, Pemkab sudah menerima laporan mengenai tanggul Sungai Cikaranggelam yang jebol. Termasuk dampaknya untuk sektor pertanian. Karena itu, untuk membantu petani, Pemkab sudah menyiapkan alat pompa air.
"Ada 34 unit pompa yang bisa dimanfaatkan oleh petani di Kecamatan Cikampek dan Tirtamulya," ujar Hanafi, kepada Republika.co.id, Jumat (2/2).
Dari 1.000 hektare sawah yang terdampak, 200 hektare diantaranya berada di Kecamatan Cikampek. Selebihnya, 800 hektare berada di Kecamatan Tirtamulya. Saat ini, usia padinya bervariasi antara satu sampai dua bulan.
Dengan begitu, petani masih sangat membutuhkan air. Karenanya bantuan pompa ini sangat penting. Mengingat, lanjut Hanafi, dengan jebolnya tanggul sungai itu aliran air ke wilayah hilir jadi tersendat. Sehingga harus dipompa supaya air bisa mengalir ke areal persawahan.
Camat Cikampek Syueb Hidayat Sukirman, mengatakan, untuk persoalan areal persawahan yang terdampak karena jebolnya tanggul sudah teratasi. Yaitu, dengan adanya pompanisasi. Saat ini, air sudah kembali mengalir ke areal persawahan dengan bantuan pompa. Sedangkan, untuk tanggul jebolnya sudah dikoordinasikan dengan BPBD.
"Saat ini, tanggul yang jebolnya sedang ditangani sementara. Yakni, dengan pemasangan turap dan karung berisi pasir," ujarnya.
Jebolnya tanggul Sungai Cikaranggelam disebabkan tingginya debit air. Arus yang kencang mengikis konstruksi tanggul.
"Tanggul yang jebol panjangnya sampai 15 meter," ujarnya.