Jumat 02 Feb 2018 01:35 WIB

Pengurangan Risiko Bencana, Kearifan Lokal Harus Dilibatkan

Masyarakat dapat belajar mengurangi risiko bencana dari pengalaman daerah lain

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Jusuf Kalla
Foto: Antara
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menerima Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Rektor Universitas Andalas Tafdil Husni, Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IKABI), dan Badan Penanggulangan Nasional Bencana (BNPB). Dalam pertemuan tersebut, Jusuf Kalla berpesan agar kearifan lokal dapat diangkat dalam pengurangan risiko bencana.

Ketua Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia Harkunti Pertiwi Rahayu mengatakan, wakil presiden meminta agar masyarakat dapat belajar mengurangi risiko bencana berdasarkan dari pengalaman-pengalaman di berbagai daerah. Misalnya saja tsunami Aceh, gempa di Jogja, dan gempa di Padang. Pengurangan risiko tersebut, salah satunya dapat dilakukan melalui edukasi terhadap bangunan rumah penduduk yang berada di daerah rawan bencana.

"Pak Jusuf Kalla mengingatkan pelajaran dari gempa, bahwa gempa itu tidak membunuh manusia, justru bangunan dan rumah," ujar Harkunti ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden, Kamis (1/2).

Harkunti mengatakan, selama ini pemerintah belum memiliki standar khusus untuk menyiapkan bangunan rumah yang aman dari gempa. Termasuk memasukkan kearifan lokal ke dalam kultur membangun rumah tersebut.

"Itu mungkin pekerjaan rumah kita bersama bagaimana law enforcement, dan mengangkat kearifan lokal juga diakomodasi dalam building code," kata Harkunti.

Adapun IKABI akan merevisi building code yang berlaku di seluruh Indonesia. Dalam hal ini, IKABI mempunyai rencana untuk memberikan sertifikasi kepada kontraktor dalam mengadopsi isu-isu yang terkait dengan keamanan dan keselamatan bangunan terhadap gempa, khususnya bagi rumah tinggal. Harkunti menambahkan, IKABI juga akan memberikan sertifikasi terhadap tukang bangunan untuk mengukur keahliannya dalam membangun rumah tinggal.

Harkunti mengatakan, sertifikasi tersebut fokus kepada pembangunan rumah tinggal terlebih dahulu. Sebab, korban terbesar dari gempa dan tsunami yakni masyarakat umum. Sedangkan, bangunan kantor pemerintah maupun swasta membutuhkan investasi yang lebih. Biasanya pembangunan gedung-gedung pemerintah maupun swasta sudah memperhitungkan keamanan serta keselamatan terhadap bencana.

"Jadi itu salah satu agenda kami yakni memberi kuliah dan sertifikasi untuk semua pelaku sebagai upaya perencanaan dan pelaksaan pembangunan," ujar Harkunti.

Sementara itu, Gubernur Sumater Barat Irwan Prayitno mengatakan, wakil presiden akan menerima penghargaan dari IKABI sebagai tokoh inspiratif motivator kepada generasi muda karena aktif membantu menanggulangi bencana. Penghargaan ini akan diberikan bersamaan dengan acara Pertemuan Tahunan Ilmiah Kebencanaan Nasional ke-5 pada 1-4 Mei 2018 di Padang.

Menurut Irwan, wakil presiden memiliki peran yang sangat signifikan dalam membantu persoalan kebencanaan. Sehingga, wakil presiden pantas menerima apresiasi sebagai tokoh pertama yang mendapatkan penghargaan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement