REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Dede Rosyada mengaku, tidak terlalu masalah dengan masuknya perguruan tinggi asing (PTA) ke Indonesia. Sebab menurut dia, adanya PTA dapat membuat pendidikan di Indonesia semakin kompetitif.
"Itu (PTA) kita anggap kompetitor saja, karena kalau perguruan tinggi asing itu untuk kemajuan bangsa kenapa tidak," kata Dede kepada Republika, Kamis (1/2).
Meski begitu, dia mengaku ada sedikit kekhawatiran PTA akan mengurangi minat mahasiswa yang ingin masuk ke UIN. Namun, di sisi lain, Dede merasa terpacu untuk bisa meningkatkan kualitas pendidikan di UIN Jakarta.
"Ini kan yang namanya persaingan global. Kita harus siap bersaing," kata Dede.
Ketidak khawatiran perguruan tinggi negeri (PTN) akan hadirnya PTA di Indonesia tersebut, dijamin oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti Patdono Suwignjo mengatakan, PTA yang datang ke Indonesia tidak akan mematikan popularitas PTN. Sebab PTA yang ingin membuka akses di Indonesia akan diklasifikasikan pada PTS.
"Jadi biaya pendidikan di PTA akan relatif mahal ketimbang perguruan tinggi negeri (PTN), sehingga PTA tidak akan mematikan popularitas PTN," kata Patdono.