REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mengumumkan bahwa pada Januari 2018, DIY mengalami inflasi sebesar 0,55 persen. Hal yang paling berkontribusi dalam terjadinya inflasi itu adalah adanya kenaikan harga pangan.
Kepala BPS DIY, Johanes De Britto Priyono, mengatakan salah satu komponen yang memiliki andil terbesar dalam mendorong laju inflasi adalah karena naiknya indeks harga konsumen (IHK) kelompok bahan makanan. "Kelompok ini naik sekitar 1,77 persen," kata Priyono, Kamis, (1/2).
Selain itu, inflasi juga dipicu oleh adanya kenaikan rokok dan tembakau sebesar 0,15 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,28 persen, kelompok sandang naik 0,73 persen, kelompok kesehatan naik 0,04 persen.
Selanjutnya, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,05 persen. "Untuk kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan naik sebesar 0,44 persen," ucap dia.
Priyono pun mengatakan, untuk laju inflasi kalender 2018 atau Januari 2018 terhadap Desember 2017 adalah sebesar 0,55 persen. Sedangkan laju inflasi year on year atau Januari 2018 terhadap Januari 2017 adalah sebesar 3,50 persen.
Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 79 Kota IHK mengalami inflasi dan 3 Kota IHK lainnya mengalami deflasi. Menurutnya, inflasi tertinggi terjadi di Kota Bandar Lampung sebesar 1,42 persen diikuti oleh Kota Pare-Pare sebesar 1,38 persen.
Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Tangerang sebesar 0,04 persen diikuti oleh Kota Bima sebesar 0,09 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Jayapura sebesar 1,12 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Meulaboh sebesar 0,14 persen.