Kamis 01 Feb 2018 17:17 WIB

DPR Sebut Campak di Asmat Akibat Imunisasi Rendah

Infrastruktur di Asmat minim dan tingkat imunisasi campak masih rendah.

Rep: Ali Mansur/ Red: Dwi Murdaningsih
 Bantuan TNI untuk mempercepat penyembuhan penderita gizi buruk maupun campak di Kabupaten Asmat, Papua.
Foto: dok. Puspen TNI
Bantuan TNI untuk mempercepat penyembuhan penderita gizi buruk maupun campak di Kabupaten Asmat, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fahri Hamzah mengatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat sangat memprihatinkan. Terbukti, hingga Januari 2018 jumlah korban KLB campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat sebanyak 72 orang. Bahkan angka ini diperkirakan terus bertambah.

Menurut Fahri, meski belum dapat menyimpulkan apakah Pemerintah Daerah (Pemda) melakukan kelalaian tapi penyebab campak salah satunya karena rendahnya tingkat imunisasi. Di samping itu, juga ada keterbatasan sarana dan prasarana diduga menyebabkan lemahnya penanganan masalah di Asmat. Di sana ada 1 rumah sakit dan 7 Puskesmas dengan 12 dokter umum dan 1 dokter spesialis.

 

"Infrastruktur di sana masih minim dan tingkat imunisasi campak masih rendah," kata Fahri, saat memimpin rapat konsultasi dengan jajaran kementerian membahas KLB campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Kamis (1/2).

 

TNI Berikan Vaksin Campak kepada 13.336 Anak di Asmat

 

Dalam kesempatan itu Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham, menyampaikan saat ini yang paling mendesak adalah pengobatan secara tuntas bagi mereka yang terdampak KLB ini. Kemudian setelah pengobatan baru akan dilakukan penataan. "Kami sudah mempersiapkan beberapa program yang sudah jalan, di antaranya program pengembangan komunitas terpencil," kata dia.

 

Idrus juga mengungkapkan, tim terpadu KLB campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat telah menyisir 196 pekampungam di 22 distrik. Hasilnya, jumlah yang terlayani sekitar 128 ribu anak. Kemudian anak-anak yang terdeteksi dan mendapat pelayanan sebanyak 12 ribu lebih, dan yanh mendapat perawatan di Rumah Sakit dan tempat penampungan berjumlah 170-an.

 

"Kemarin korban meninggal sudah 71 orang tapi saya mendapat informasi ada yang meninggal lagi, jadi sampai saat ini sudah 72 orang," kata Idrus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement