REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyebut bahwa pertengkaran yang terjadi antara Bupati Tolitoli Saleh Bantilan dan wakilnya Abdul Rahman merupakan hal yang tidak etis. Sebab kedua orang ini adalah pejabat daerah yang seharusnya memberikan contoh baik kepada masyarakat.
"Berkelahi di tempat umum, itu kan tidak etis, tidak pantas sebagai seorang pemimpin di daerah. Sebagai panutan di daerah harusnya memberikan contoh," kata Tjahjo di Istana Negara, Kamis (1/2).
Tjahjo menuturkan, meski perkelahian tersebut terjadi antara Bupati dan Wakil Bupati, dia belum bisa memberikan sanksi secara langsung. Dia mengatakan, dalam hal ini gubernur yang memiliki fungsi untuk memberikan sanksi yang tepat jika memang kedua orang ini melanggar aturan.
"Dirjen kami sudah ngecek ke sana. Pada prinsipnya wakil pemerintah pusat di daerah itu gubernur. Untuk urusan konflik yang ada di tingkat bupati dan wali kota, kita serahkan pada gubernur," ujarnya.
Tjahjo menjelaskan ketika ada pertikaian setingkat gubernur baru Kemendagri yang memiliki tugas untuk menyelesaikan dan memberi sanksi. Hal ini juga sempat dilakukan Kemendagri ketika ada salah satu gubernur dan wakilnya yang membuat keributan serupa.
Sebelumnya didapat dari berbagai media sosial video pertengkaran yang melibatkan Bupati Tolitoli Saleh Bantilan dan wakilnya Abdul Rahman menyita perhatian netizen. Yang mengejutkan, pertengkaran mereka nyaris berujung adu jotos.
Kejadian itu berlangsung di tengah pelantikan pejabat struktural dan fungsional pengawas dan kepala sekolah di Gedung Wanita Tolitoli, Rabu (31/1). Adu jotos di antara mereka dapat dihindari setelah dilerai ratusan orang yang berkerumun.