REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi belasan titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau.
"Titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen pagi ini terpantau 17 titik," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Kamis (1/2).
Slamet menjelaskan titik panas yang mulai terpantau dalam 24 jam terakhir tersebut menyebar di tujuh kabupaten di Riau. Kabupaten Indragiri Hilir merupakan wilayah penyumbang titik panas terbanyak dengan total enam titik panas dan Pelalawan sebanyak lima titik panas.
Titik panas juga terpantau di Kabupaten Indragiri Hulu dua titik, serta Bengkalis, Kampar, Kuantan Singingi, dan Siak masing-masing satu titik panas. Dari 17 titik panas yang terpantau pencitraan satelit Terra dan Aqua tersebut, lima titik lainnya terpantau sebagai titik api atau indikasi kuat Karhutla dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen. "Pelalawa tiga titik, Kampar dan Indragiri Hulu masing-masing satu titik," ujarnya.
Slamet menuturkan bahwa musim kemarau awal 2018 ini diprediksi akan terjadi pada akhir Januari hingga awal Maret 2018. Sementara itu, dengan munculnya titik-titik panas di seluruh Riau, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanget meminta kepada seluruh jajaran untuk melakukan tindakan pencegahan serta meningkatkan patroli.