REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan warga Yogyakarta antusias menyaksikan simulasi fenomena gerhana bulan "Super Blue Bloodmoon" di Kawasan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Rabu malam (31/1), dengan menggunakan sejumlah aplikasi android karena langit mendung.
"Kita tidak terlalu kecewa banget karena meski langit mendung masih ada solusi dengan menggunakan aplikasi," kata warga Yogyakarta, Kevin Yapade yang ditemui dalam acara nonton bareng gerhana yang digelar Jogja Astro Club (JAC).
Puluhan warga dari berbagai kalangan itu sedianya hendak meneropong gerhana langsung melalui perangkat teleskop yang disediakan JAC di kawasan itu. Kevin mengaku antusias mengikuti acara nonton bareng yang digelar JAC karena gerhana bulan kali ini termasuk fenomena langka.
"Katanya kan baru muncul 150 tahun sekali jadi saya tidak mau melewatkan momen ini," kata dia yang mengaku menggunakan aplikasi android berbayar "Sellarium" untuk melihat simulasi gerhana.
Ketua JAC Agung Laksana mengaku mengarahkan para peserta nonton bareng menggunakan aplikasi untuk mengobati rasa penasaran warga terhadap fenomena "Super Blue Bloodmoon". Sejumlah aplikasi yang dapat menampilkan simulasi gerhana bulan itu antara lain "sellarium", skymap, dan skyworks.
"Meski hanya simulasi namun aplikasi itu bisa menampilkan citraan gerhana bulan dengan posisi aslinya karena terhubung dengan GPS," kata dia.
Meski demikian, kata Agung, JAC tetap melanjutkan acara nonton bareng hingga masa puncak gerhana yang diperkirakan terjadi pada pukul 22.00 WIB. Dalam acara itu, JAC menyediakan empat teleskop jenis refraktor, manual, serta teleskop goto.
"Karena cuaca mendung kami tetap mengisi acara dengan memberikan edukasi fenomena astronomi dengan mengenalkan jenis-jenis teleskop," kata dia.