Rabu 31 Jan 2018 18:22 WIB

Gerhana Bulan Total Bisa Diamati Selama 5 Jam

Masyarakat mempunyai banyak waktu untuk mengatur pelaksanaan shalat gerhana.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Yusuf Assidiq
Super Blue Blood Moon
Foto: Youtube
Super Blue Blood Moon

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gerhana Bulan Total pada Rabu (31/1) dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia. Gerhana Bulan Total ini diawali dan diakhiri oleh Gerhana Bulan Penumbra dan Gerhana Bulan Sebagian.

Kepala Pusat Studi Astronomi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, DIY, Yudhiakto Pramudya, mengatakan Gerhana Bulan Penumbra mulai terjadi pada tanggal 31 Januari 2018 pukul 17.51 WIB. "Pada saat tersebut, tidak tampak banyak perubahan pada warna bulan yang terlihat," ujarnya, Rabu (31/1).

Bulan akan mulai tampak ada perubahan warna pada saat memasuki fase Gerhana Bulan Sebagian yaitu pada pukul 18.48 WIB. Perlahan, lanjut dia, warna merah akan mendominasi piringan Bulan sampai saat pukul 19.52 WIB. Pada saat tersebut, bulan memasuki fase Gerhana Bulan Total.

Keadaan ini berlangsung sekitar satu jam yaitu berakhir padapukul 21.08 WIB. Setelah fase Gerhana Bulan Total berakhir, warna kemerahan berangsur hilang. Fase ini adalah Gerhana Bulan Sebagian. Bulan akan kembali memasuki fase Gerhana Bulan Penumbra pad apukul 22.11 WIB. Dan fase gerhana berakhir pada pukul 23.08 WIB.

"Sehingga secara keseluruhan, kita akan menikmati gerhana selama lebih dari lima jam," kata pria yang juga merupakan anggota Divisi Hisab dan Iptek Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) PP Muhammadiyah ini.

Terkait hal tersebut, paparnya, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah pun menyatakan bahwa yang disunnahkan untuk shalat sunah gerhana adalah selama fase Gerhana Bulan Parsial dan Gerhana Bulan Total, tidak mencakup pada fase Gerhana Bulan Penumbra.

Maka, shalat sunah gerhana dapat diselenggarakan pada rentang waktu tanggal 31 Agustus 2017 pukul 18.48 WIB sampai 22.11 WIB. "Sehingga, masyarakat mempunyai banyak waktu untuk mengatur pelaksanaan shalat gerhana," ujar dia.

Dikatakan, MTT PP Muhammadiyah pun bekerja sama dengan Takmir Masjid Islamic Center UAD dan Pusat Studi Astronomi UAD utuk mengadakan shalat sunah gerhana mulai pukul 19.40 WIB sampai pada pukul 20.15 WIB.

Menurut dia, shalat gerhana diimami oleh H Nur Kholis, dan ceramah oleh Prof H Syamsul Anwar. Sebelum shalat gerhana dimulai, Rektor UAD, Dr H Kasiyarno, memberikan sambuatan sebagai bentuk dukungan UAD dalam kegiatan keilmuan dan keagamaan ini.

Selain itu, dilangsungkan juga kajian ilmiah tentang gerhana mulai pukul 18.20 WIB. Kajian ilmiah yang dilaksanakan sebelum shalat gerhana dan shalat Isya ini akan disampaikan oleh pakar falak Drs H Oman Fathurrahman.

Seusai mendapatkan pengetahuan pada kajian ilmiah dan menunaikan shalat gerhana, jamaah dapat mengobservasi Gerhana Bulan Total di sekitar masjid Islamic Center UAD. Menurut dia, observasi dapat dilakukan baik dengan mata maupun bantuan teleskop.

Sejumlah teleskop telah dipersiapkan oleh Pusat Studi Astronomi. Teleskop-teleskop tersebut dioperasikan oleh mahasiswa-mahasiswa S1 dan S2 Pendidikan Fisika UAD. Selain itu, disiapkan juga teleskop untuk keperluan pengambilan data dan streaming, ujarnya.

Ia pun mengatakan, warna kemerahan pada permukaan bulan saat gerhana, bisa berubah-ubah tingkat kemerahannya. Hal ini bergantung pada kualitas atmosfer pada saat terjadi gerhana.

Salah satu penyebab perubahan kondisi atmosfer adalah letusan gunung berapi. Sehingga, menarik untuk diamati bersama seberapa merah penampakan Gerhana Bulan Total pada 31 Januari 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement