Rabu 31 Jan 2018 18:01 WIB

Pesantren Masyarakat Jogja Kembali Gelar Dzikir Sosial

Kegiatan ini bakal mengusung tema 'Rahasia Sukses Dunia Akhirat'.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Yusuf Assidiq
Kang Puji Hartono.
Foto: Nico Kurnia Jati.
Kang Puji Hartono.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pesantren Masyarakat Jogja (PMJ), DIY, bakal kembali menggelar agenda rutin berupa Dzikir Sosial. Kegiatan koordinasi nasional yang rutin digelar setiap tiga bulan kali ini mengusung tema 'Rahasia Sukses Dunia Akhirat'.

Pengasuh PMJ, Ustaz Puji Hartono, mengatakan kegiatan yang melibatkan 3.000 peserta itu akan berlangsung pada Jumat (2/2) malam, di PMJ Kersan, Tirtonirmolo, Bantul.

“Kegiatan yang dikemas dalam pengajian akbar itu diisi dengan acara zikir bersama, tausiyah, santunan yatim piatu, serta muhasabah,” ujar Kang Puji, sapaan akrabnya, kepada Republika.co.id, Rabu (31/1).

Hadir sebagai pembicara kali ini adalah Habib Abdurrahman Al Athos dan Ustaz Mahroji Khudori. Untuk pesertanya, lanjut dia, kegiatan ini diikuti oleh jamaah dari Pesantren Masyarakat Nusantara yang telah tersebar di seluruh Indonesia.

“Tausiyah yang disampaikan nanti terkait dengan tema Rahasia Sukses Dunia Akhirat. Dalam tausiyah akan ditekankan bahwa orang yang sukses adalah orang yang ikhlas, jujur, rajin sedekah, dan bergantung pada Allah SWT,” kata dia.

Menurutnya, tausiyah itu akan disampaiakan oleh Ustaz Mahroji Khudori yang juga merupakan seorang seniman lukis. Selain itu, kelihaianya dalam menulis buku juga dijamin mendukung hadirnya sebuah tausiyah yang dikemas secara menarik dan sistematis.

Sedangkan Kang Puji sendiri dalam kesempatan itu akan menekankan tentang sisi sosial melalui gerakan sedekah. Oleh karena itu, ia pun akan menyampaikan keutamaan sedekah serta kisah-kisah inspiratif terkait keajaiban sedekah.

Dari kegiatan ini, maka akan terhimpun sedekah dari para peserta yang kemudian dana itu kembali disalurkan kepada yang lebih membutuhkan. Karena PMJ bukanlah pesantren yang berkonsep bangunan terpadu, sehingga kegiatan yang juga terbuka untuk umum ini digelar dipelataran sekitar rumah Kang Puji.

Menurutnya, PMJ  memang bukan pesantren yang dikemas dengan asrama dan sarana pendidikan formal. Sehingga, santri PMJ yang berasal dari seluruh penjuru DIY hanya menimba ilmu di PMJ sepekan sekali pada Selasa.

“Selanjutnya, santri dibebaskan untuk mengaplikasikan ilmu di rumah masing-masing. Kami sama sekali tidak memaksakan penerapan ilmu yang telah diajarkan. Karena memang seperti itulah konsep dari PMJ,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement