REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Menjelang gerhana bulan total yang akan berlangsung Rabu (31/9) malam, gelombang laut di perairan Cilacap mengalami peningkatan. Bahkan para nelayan yang menggunakan perahu kecil atau jenis jukung, memilih pulang lebih awal dari kegiatan melaut. "Biasanya, kami melaut dari pukul 05.30 dan baru pulang pada waktu Dhuhur. Tapi gelombang laut di tengah sangat tinggi, sehingga kami pulang lebih awal," jelas Wanto (42), nelayan anggota Kelompok Pandanarang Kecamatan Cilacap Selatan, Rabu (31/9).
Dengan waktu melaut yang relatif singkat, ikan tangkapan yang diperoleh nelayan pun anjlok drastis. Yanto mengaku, selama melaut sekitar tiga jam hanya mendapatkan 1 kg udang jerbung yang bila di jual hanya dihargai sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu/kg. Selain pendapatan yang minim, jaring udang juga dipenuhi sampah-sampah dari laut dampak dari ketinggian gelombang ini.
Dari pengamatan, para nelayan perahu jukung di beberapa TPI yang melaut pada Rabu (31/9), memang terlihat pulang lebih awal. Mereka mendaratkan perahunya di pantai sekitar TPI sekitar pukul 10.00 WIB.
Beberapa nelayan menyebutkan, kondisi laut selatan di perairan Cilacap hingga Kebumen, selama beberapa hari terakhir memang selalu dilanda cuaca buruk. Namun biasanya, pada pagi hari relatif masih agak tenang, baru pada siang hingga sore gelombang laut cukup tinggi.
"Menjelang gerhana bulan ini, gelombang air lautnya sudah tinggi sejak pagi hari. Karena itu, daripada mempertaruhkan keselamatan, lebih baik kami pulang lebih awal," jelas Yanto (47), nelayan di TPI Desa Tegalkamulyan.
Bahkan saat mendaratkan kapalnya, para nelayan tidak hanya sekadar memarkirkan kapalnya di mulut pantai. Melainkan menarik lebih jauh ke daratan, hingga beberapa meter dari garis pantai. "Kami memarkirkan kapal lebih jauh ke daratan, untuk anstisipasi gelombang tinggi dan laut pasang," jelasnya.
Dia menyebutkan, gerhana bulan yang akan terjadi Rabu (31/1) malam ini, biasanya akan disertai dengan air laut pasang. "Kalau hanya pasang, tidak jadi masalah karena tidak akan merusak kapal. Tapi kalau disertai gelombang tinggi, kapal bisa saling bertabrakan sehingga akan merusak badan kapal," tambahnya.
Prakirawan pada Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Rendi Krisnawan, menyebutkan gerhana bulan memang bisa menimbulkan kondisi laut pasang. Namun kondisi pasang ini, bukan hanya terjadi pada saat gerhana saja. "Pada saat bulan purnama, air laut juga biasanya akan pasang cukup tinggi," jelasnya.
Menurutnya, kondisi pasang surut maksimum gerhana bulan total diperkirakan sudah terjadi mulai pukul 06.00 WIB berkisar satu hingga 1,5 meter. "Sedangkan puncak pasang diperkirakan terjadi mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB hingga ketinggian dua meter dan kembali surut hingga pukul 22.00 WIB," jelasnya.