REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Prof Yos Johan Utama mengaku tidak khawatir akan tersaingi oleh perguruan tinggi asing (PTA) yang akan membuka akses kampus di Indonesia. Selain segmentasi yang berbeda, menurut dia, keduanya juga memiliki komparatif yang berbeda.
"Kami punya pasar yang berbeda. Jadi kami tidak khawatir," ungkap Yos kepada Republika, Rabu (31/1).
Meski begitu, Yos menyatakan, hingga kini pihaknya masih mengkaji sisi manfaat dan kerugian atas hadirnya perguruan tinggi asing tersebut. Karena itu, dia mengusulkan agar regulasi yang dibuat oleh pemerintah harus tetap menempatkan perguruan tinggi asing sebagaimana perguruan tinggi lokal di Indonesia.
"Tapi kami usul, agar regulasinya itu sebaiknya sama saja dengan perguruan tinggi non asing. Sebab mereka jual jasa di bumi Indonesia," jelas Yos.
Sementara itu, Yos menambahkan, dalam bentuk lain pun Undip sudah bekerjasama dengan universitas asing dalam bentuk joint degree, double degree serta joint research. Kerjasama tersebut diyakini mampu menambah daya saing Undip di era disrupsi.