REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kapolda Jawa Barat, Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang hanya diikuti dua pasangan itu rawan konflik. Untuk itu pihaknya sudah membentuk tim untuk meminimalkan hal yang tidak diinginkan. "Kalau bicara kerawanan itu sangat dinamis, antara lain kalau ada Pilkada yang hanya diikuti dua pasang itu rawan konflik," kata Agung di Cirebon, Senin (29/1).
Menurutnya ketika Pilkada hanya diikuti dua pasangan saja, maka kedua kubu saling curiga. Itu harus diantisipasi sedini mungkin. Selain itu kerawanan yang sering timbul yaitu di TPS.
Dia mengatakan sudah melakukan pemetaan TPS mana saja yang termasuk rawan. "Kerawanan kedua yaitu di TPS, tapi kita juga lihat Pilkada sebelumnya atau lima tahun yang lalu, dimana potensi kerawanan di TPS mana saja dan akan kita update terus," tuturnya.
Sementara itu Ketua KPU Kota Cirebon, Emrizal Hamdani mengatakan berapapun jumlah calon yang akan mengikuti Pilkada pihaknya sudah siap dan akan mengikuti aturan dan peraturan yang ada. "Kami KPU sudah siap berapapun jumlah calonnya baik satu atau sampai dengan delapan. Kami akan bekerja sesuai aturan dan peraturan, serta menjunjung tinggi sumpah jabatan," katanya.
Jadi menurut dia, tidak ada antipasi khusus yang harus kami siapkan. "Karena kami siap melaksanakan berapa pun calonnya," tuturnya.
Pilkada di Kota Cirebon akan diikuti dua pasangan saja. Yaitu pasangan petahana Nasrudin Azis berpasangan dengan Eti Herawati melawan pasangan Bamunas Setiawan Budiman dengan Effendi Edo. Sementara untuk di Jawa Barat yang akan melangsungkan Pilkada dengan hanya diikuti dua pasangan itu di antaranya Kota Cirebon, Kota Bekasi, Ciamis dan Banjar.