REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menginventarisasi kerusakan rumah warga di Kelurahan Bintaro yang rusak akibat angin puting beliung. Hal itu untuk memudahkan pendistribusian bantuan.
Kepala Bidang Darurat dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram I Made Gede Yasa di Mataram, Senin (29/1), mengatakan data sementara kerusakan rumah warga akibat puting beliung yang terjadi Ahad (28/1), di Kelurahan Bintaro sebanyak tujuh rumah dan satu unit rumah di Gubuk Mamben roboh karena cuaca ekstrem. "Kondisi delapan rumah itu rusak berat sehingga perlu segera mendapatkan bantuan," katanya.
Ia mengatakan, pendataan rumah rusak akibat angin puting beliung dan satu unit rumah yang roboh karena cuaca ekstrem, bertujuan agar bantuan bisa tepat sasaran. Pendistribusian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan korban, kemudian diusulkan dari pihak kelurahan, selanjutnya ditindaklanjuti sesuai dengan kegiatan di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Misalnya, untuk bantuan bahan bangunan diusulkan ke Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim), bantuan sembako dan peralatan rumah tangga ditangani dari Dinas Sosial. "Karena itulah, kami masih menunggu hasil inventarisasi kebutuhan korban dari kelurahan," katanya.
Khusus untuk korban di Lingkungan Gubuk Mamben, Kelurahan Sekarbela hari ini sudah diberikan bantuan sembako dan alat rumah tangga dari Dinas Sosial Kota Mataram. "Korban di Gubuk Mamben mendapatkan bantuan cepat karena pihak kelurahan langsung melakukan pendataan dan usulan bantuan," katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya berharap agar aparat kelurahan bisa segera melakukan pendataan agar para korban dapat segera diberikan bantuan. Lebih jauh Made Yasa menyebutkan, potensi peningkatan kecepatan angin di daerah ini bisa mencapai 50 kilometer per jam dan diperkirakan terjadi hingga 31 Januari 2018.
Dampak dari peningkatan kecepatan angin itu, dapat menimbulkan pohon tumbang dan tinggi gelombang yang mencapai di atas dua meter di Selat Lombok dan perairan selat di NTB. "Karenanya, masyarakat harus waspadai dan berhati-hati terhadap dampak yang akan ditimbulkan angin kencang," katanya.