REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komandan Satuan Petugas Kesehatan (Dansatgaskes) TNI, Brigjen TNI Asep Setia Gunawan mengatakan tim gabungan Satgaskes TNI, berhasil menyelamatkan warga Asmat yang menderita pendarahan pascamelahirkan. Satgaskes TNI saat ini sedang melaksanakan tugas penanggulangan campak dan gizi buruk di Asmat.
"Tim Gabungan Satgaskes TNI tidak hanya membantu penanggulangan campak dan gizi buruk. Seorang dokter spesialis kandungan Letkol Ckm dr. Gunawan SpOG. K pada Ahad pagi (28/1) membantu pengobatan pasien perdarahan pasca persalinan yang telah berlangsung satu hari sebelumnya. Penanganan secara cepat dan tepat ini berhasil mengeluarkan sisa placenta sehingga kontraksi rahim membaik dan perdarahan berhenti, sang ibu berhasil diselamatkan," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (29/1).
Asep melanjutkan, kondisi alam Asmat yang penuh dengan rawa, sungai dan laut merupakan kawasan endemik malaria. Kondisi ini merupakan tantangan tersendiri bagi tim Satgaskes TNI. "Untuk itu tim dokter dan paramedis TNI harus mampu beradaptasi dan menghargai adat istiadat Distrik setempat," jelasnya
Asep menjelaskan, tim Satgaskes merupakan tim ke dua tanggap darurat dalam rangka penanggulangan KLB campak dan gizi buruk. Tim ini terdiri dari Puskes TNI sebanyak 55 orang, Kemenkes RI 40 orang, SKPD dengan dinas setempat sebanyak 20 orang, Babinsa 93 orang, Polri 10 orang dengan dibantu pengamanan Satgas Pamrahwan sebanyak 1 SSK. Tim ini akan melaksanakan tugas dengan target selama 5 hari guna pengidentifikasian dan pelaporan dari kampung yang dituju, selanjutnya dilakukan penanganan berupa pengobatan dan evakuasi menuju RSUD Agats.
"Yang akan dijangkau adalah kampung-kampung dan desa yang belum terjangkau oleh tim yang pertama. Asmat terdiri dari 224 kampung yang belum terjangkau, tinggal 24 kampung yang lainnya sudah terjangkau," katanya.
Dansatgaskes TNI juga menjelaskan bahwa sasaran utama tim ini mencari pasien yang terkena campak dan dampak gizi buruk. Namun apabila ditemukan hal lain seperti difteri, disentri, malaria begitu juga penyakit lainnya yang selama ini kita kuatirkan akan didata dan diberikan penanganan medis. "Dari data yang ada, vaksin untuk dua minggu kedepan mencukupi begitu juga dengan makanan. Bantuan dari Mabes TNI sejumlah 13 ton yang sudah tiba kemarin akan segera didistribusikan, ujarnya.