Ahad 28 Jan 2018 03:17 WIB

Dharma Seorang Manusia kepada Allah

Tugas manusia dari Allah adalah melaksanakan ibadah dan menjadi khalifah.

shalat tahajud/ilustrasi
shalat tahajud/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ali Akbar*

Dharma atau darma artinya kewajiban atau tugas hidup. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendapatnya dari pihak lain seperti institusi, organisasi, masyarakat, komunitas, atau pun keluarga. Tidak jarang kita menugaskan diri sendiri untuk melakukan tujuan hidup kita.

Penugasan ada yang terdokumentasi dalam surat tugas, prasasti, maklumat, buku catatan harian, atau diucapkan dengan penuh energi. Ada pula tidak tertulis melainkan dipatri dalam hati. Siap laksanakan, saya usahakan semaksimal mungkin, pasti bisa merupakan contoh jawaban kita.

Lalu, apa tugas manusia dari Sang Pencipta? Seperti apa surat tugas manusia? Sedikitnya ada 2 tugas manusia yang disampaikan Allah subhanahu wa ta'ala dalam Alquran, yaitu melaksanakan ibadah dan menjadi khalifah.

Tugas 1 misalnya disebut dalam QS Adh-Dhariyat (51):56 dan petunjuk jawabannya misalnya disebut dalam Al-'An`am (6):162.

Adh-Dhariyat (51):56 - Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.

Al-'An`am (6):162 - Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Tugas 2 misalnya disebut dalam QS Al-Baqarah (2):30 dan Al-'An`am (6):165. Kata khalifah secara harfiah berarti pengganti, selain itu juga dapat berarti pemimpin.

Khalifah berarti pengganti antara lain terungkap dalam QS Al-Baqarah (2):30 yakni ketika Allah subhanahu wa ta'ala menciptakan Adam. Nabi Adam alaihissalam dan keturunannya yakni umat manusia menjadi khalifah di bumi ketika Allah subhanahu wa ta'ala menugaskan manusia untuk mengelola dan memakmurkan bumi yang telah diciptakan Allah subhanahu wa ta'ala.

Khalifah berarti pemimpin antara lain diungkap QS Al-'A`raf (7):129 dan Sad (38):26. Dalam Sad (38):26 Nabi Daud alaihissalam dijadikan khalifah di muka bumi lalu diperintahkan untuk memberi keputusan di antara manusia dengan adil dan jangan mengikuti hawa nafsu.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya dan istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari).

Jelaslah tugas manusia di bumi adalah:

(1) ibadah yang penekanannya hubungan dengan Allah subhanahu wa ta'ala(hablumminallah),

(2) khalifah untuk bumi dan seisinya termasuk hewan, tumbuhan, dan tentunya sesama manusia (hablumminannas). Keduanya saling berkaitan, tidak terpisahkan, dan harus dilaksanakan.

Untuk melaksanakan tugas dari Allah subhanahu wa ta'ala, dalam Alquran telah diberikan contoh-contoh kepada manusia. Contoh riwayat hidup yang dapat menjadi role model atau suri teladan yang baik misalnya ada dalam diri manusia bernama Nabi Ibrahim alaihissalam dan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebagaimana dimuat QS Al-Mumtahanah (60):4-6 dan Al-'Ahzab (33):21.

Mungkin kita perlu menulis di buku harian, agenda, dan lainnya sebagai pengingat minimal untuk diri sendiri dan keluarga. Tugas manusia minimal disebut dalam hati secara rutin seperti ikrar dalam sholat. Tugas 1 ditegaskan dengan bacaan setelah takbir. Tugas 2 ditegaskan dengan bacaan sebelum salam, yakni sembari mengingat rekam jejak Nabi Ibrahim alaihissalam dan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Semoga kita termasuk orang-orang yang mengingat dan mengakui 2 tugas manusia itu di dalam hati, mengucapkannya dengan lisan, dan melaksanakannya dengan perbuatan yang melibatkan seluruh anggota badan.  Marilah kita laksanakan tugas dari Allah subhanahu wa ta'ala dengan sebaik-baiknya. Marilah kita mengabdi kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan jiwa dan raga. Matilah kita dalam keadaan beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Matilah kita hanya untuk Allah subhanahu wa ta'ala, Tuhan semesta alam.

Wal afwu. Wallahu a'lam.

*Doktor Arkeologi lulusan Universitas Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement