Jumat 26 Jan 2018 09:56 WIB

BMKG Imbau Waspadai Munculnya Titik Panas Lima Hari ke Depan

Titik panas ditandai dengan menurunnya curah hujan

Kemarau. Ilustrasi
Foto: antara
Kemarau. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Mempawah, Kalimantan Barat mengimbau masyarakat mewaspadai munculnya titik panas. Karena prospek iklim dalam lima hari ke depannya di daerah itu mengalami penurunan curah hujan.

"Masyarakat diimbau waspada terhadap munculnya titik panas dan adanya peningkatan keasaman air hujan," kata Kepala Kantor Stasiun Klimatologi BMKG Mempawah, Wandayantolis, di Mempawah, Jumat (26/1).

Berdasarkan analisis BMKG, Wandayantolis menjelaskan pantauan kondisi iklim selama lima hari terakhir di Kalbar tercatat arah angin sebagian besar dari barat dan barat laut, sedangkan kecepatan angin terbesar 27.8 km/jam. Data itu dilansir melalui Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak.

Ia menambahkan suhu udara tertinggi mencapai 33,6 derajat Celsius terpantau di Stasiun Meteorologi Nanga Pinoh, Melawi, sedangkan suhu udara terendah 21,6 derajat Celsius terpantau di Stasiun Meteorologi Pangsuma, Kapuas Hulu.

Kelembaban udara tertinggi yakni 100 persen yang dipantau langsung oleh pihak Stasiun Meteorologi Paloh, Sambas dan Sintang. Kelembaban udara terendah 53 persen terpantau di Stasiun Meteorologi Nanga Pinoh, Melawi.

Curah hujan diperkirakan sekitar nol hingga 52,4 mm/hari. Selain itu rata-rata curah hujan di sebagian besar wilayah Kalbar lebih rendah dari biasanya. Ia menjelaskan bahwa hal itu dipicu adanya gerak pusaran angin (Eddy) di wilayah utara Kalbar dan daerah tekanan rendah di selatan Jawa.

"Sehingga massa udara di wilayah Kalbar tertarik ke dua wilayah tersebut yang menyebabkan curah hujan di Kalbar berkurang," katanya.

Secara umum, Wandayantolis menyatakan curah hujan di wilayah Kalbar diperkirakan berkisar 20-80 mm selama lima hari ke depan. Pada lima hari ke depan diperkirakan terjadi potensi penurunan curah hujan di sebagian besar wilayah Kalbar, di mana wilayah pesisir diperkirakan terjadi curah hujan yang lebih rendah dibandingkan wilayah hulu.

Suhu udara di wilayah Kalbar pada lima hari ke depan diperkirakan 23-31 derajat Celsius. Terkait dengan dinamika iklim di Kalbar, Wandayantolis menyebut terdapat potensi munculnya titik panas di sebagian wilayah Kalbar akibat potensi penurunan curah hujan.

"Kondisi tidak adanya hujan dalam beberapa hari terakhir berpotensi meningkatkan kadar keasaman air hujan. Masyarakat diharapkan agar tidak langsung menggunakan air hujan pertama turun untuk kegiatan konsumsi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement