Kamis 25 Jan 2018 17:27 WIB

Gus Yaqut Sambangi Rumah Kader Banser yang Tewas Kecelakaan

Ansor tanggung biaya pendidikan anak almarhum

Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas secara simbolis memberangkatkan anggota Banser Lalu Lintas (Balantas) untuk pengamanan Posko Mudik Lebaran tahun 2017.
Foto: dok: GP Ansor
Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas secara simbolis memberangkatkan anggota Banser Lalu Lintas (Balantas) untuk pengamanan Posko Mudik Lebaran tahun 2017.

REPUBLIKA.CO.ID,  GROBOGAN -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor H Yaqut Cholil Qoumas, mengunjungi kediaman almarhum Miftahul Huda, di Desa Tahunan, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan.

Miftahul Huda adalah seorang kader Banser yang meninggal akibat kecelakaan lalulintas di jalan tol Banyumanik Semarang, Senin (22/1) lalu.

Gus Yaqut datang didampingi sejumlah pengurus PP GP Ansor, dan Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah, Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Grobogan, serta ratusan personel Banser dari Kabupaten Grobogan dan sekitarnya.

Ia mengatakan, secara pribadi dirinya tak mengenal langsung almarhum Miftahul Huda. Akan tetapi dari cerita yang disampaikan rekan-rekan dan ayahnya, Huda adalah kader yang luar biasa.

“Khidmahnya di NU ini total, tapi karena Allah berkehendak lain, ya kita harus menerima. Kita juga sampaikan ke keluarga juga demikian,” ujar Gus Yaqut, Kamis (25/1).

Almarhum meninggalkan seorang istri dan anak berusia 1,5 tahun. Gus Yaqut menegaskan, Ansor akan menanggung biaya pendidikan anaknya sampai dewasa.

“Untuk anaknya yang masih 1,5 tahun itu, Insya Allah Ansor nanti akan menanggung biaya pendidikannya. Tadi sudah kita atur, dia mau sekolah sampai jenjang apa, PC Ansor Kabupaten Semarang yang akan meng-handle,” katanya.

Menurutnya, PC Ansor Kabupaten Semarang memiliki lembaga pendidikan yang cukup baik. Hal ini sebagai ungkapan kepedulian GP Ansor terhadap kadernya yang telah mengabdi pada organisasi secara total.

“Bapaknya almarhum mau berembuk dulu dengan keluarga, tentu keputusan sepenuhnya diserahkan ke keluarga,” ujarnya.

Gus Yaqut juga mengungkapkan, ada hikmah di balik peristiwa ini. Sesuai janji pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari bahwa siapa pun yang ‘ngurusi NU’ maka dianggap sebagai santrinya dan didoakan ketika meninggal masuk surga.

“Saya kira, Huda ini menjadi salah satu contoh bagaimana kader ini berkhidmah ngurusi NU meski lewat Ansor-Banser, dan saya yakin Mbah Hasyim akan menepati janjinya,” ujarnya.

Sebelumnya, Miftahul Huda meninggal akibat kecelakaan di jalan tol Banyumanik Semarang, saat perjalanan pulang dari mengikuti Pendidikan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) Muaddalah dan Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) di Ungaran Kabupaten Semarang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement