Kamis 25 Jan 2018 13:55 WIB

Studi: Mayoritas Wanita Alami Diskriminasi di Tempat Kerja

Hanya 8 persen manajer yang menyadari besarnya kesenjangan gaji antargender.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Nur Aini
Wanita Bekerja. (Ilustrasi)
Foto: womendish.com
Wanita Bekerja. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penelitian terbaru dari Chartered Management Institute (CMI) menunjukkan bahwa sebagian besar wanita dan pria telah melihat diskriminasi gender di tempat kerja. Sebanyak 85 persen wanita dan 80 persen pria di Inggris melaporkan bahwa mereka telah melihat perilaku diskriminatif di lingkungan profesional.

CMI menemukan bahwa meski ada kekhawatiran meluas tetapi sebanyak 75 persen manajer senior percaya bahwa teman sebayanya tidak secara aktif dan jelas memperjuangkan inisiatif gender. Berdasarkan pedoman Pemerintah Inggris yang baru, perusahaan dengan 250 karyawan atau lebih harus menghilangkan pemisahan gender dari karyawan. Termasuk mengenai peranan dan gaji mereka pada April 2018 mendatang.

Namun dalam survei dengan melibatkan 856 manajer, CMI menemukan bahwa hanya delapan persen manajer yang menyadari besarnya kesenjangan gaji antargender dalam perusahaan mereka. Berita tersebut muncul setelah sebuah laporan mengungkapkan skandal seksisme di eselon tertinggi bisnis Inggris. Pada acara tahunan Presiden Club Charity Dinner yang diikuti oleh 360 pemimpin pria menyaksikan pelecehan seksual dan diskriminasi gender.

"Pemimpin dan manajer mereka perlu memperbaiki berbagai sikap, tindakan, dan praktik sehari-hari yang memungkinkan masalah sistemik yang lebih besar yang dihadapi wanita. Baru pada saat itulah organisasi membangun budaya inklusif dimana wanita, minoritas dan pria lainnya dapat berkembang," kata Direktur eksekutif Chartered Management Institute, Ann Francke seperti dilansir dari Telegraph.

Dia menambahkan, meskipun diterima secara luas mengenai perusahaan yang adil terhadap gender secara finansial jauh lebih unggul dari rekan mereka, tetapi bisnis tidak menangani masalah tersebut dengan serius. Mc Kinsey menemukan bahwa perusahaan Inggris yang paling sukses adalah perusahaan dengan sebagian besar wanita berada dalam peran senior. Inggris terbukti mengungguli dalam hal proporsi wanita dalam posisi manajemen di rata-rata global. Namun masih tertinggal dari Amerika Serikat dan Australia jika berbicara mengenai keragaman.

"Sementara kita mulai melihat perubahan, kemajuan mengalami kendala. Pengusaha memiliki niat baik, namun dari laporan kami menunjukkan masih ada kesenjangan luas antara retorika dan kenyataan kerja ketika terlalu banyak wanita," kata Francke.

Kepala Keanekaragaman UBS, Caroline Minashi mengatakan bahwa perusahaan perlu kreatif saat memperkerjakan berbagai keragaman. "Karena semua organisasi berjuang untuk menemukan wanita dalam mengisi peran kepemimpinan senior, kami pikir, kami memiliki akses ke tempat bakat baru yang dengan sedikit dukungan kreatif dapat memberikan kontribusi luar biasa bagi bisnis ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement