REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan beberapa alasan mengapa gempa bumi terus terjadi di Indonesia termasuk gempa bumi di Banten dalam dua hari terakhir, Selasa (23/1) dan Rabu (24/1). Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) BMKG Indonesia, Hary Djatmiko mengatakan, memang di bagian selatan wilayah Indonesia terutama Jawa bagian tengah dan selatan relatif merupakan daerah yang rawan potensi gempa bumi.
Ini karena aktivitas zona subduksi yang terbentuk akibat tumbukan Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia di daerah selatan Jawa. "Berdasarkan sejarah, yang aktif mengalami pergeseran adalah Lempeng Indo-Australia. emangPergeserannya setiap saat terjadi, kalau tidak salah 7 sentimeter per tahun," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (24/1).
Maka, kata dia, tanpa disadari pergeseran itulah yang menyebabkan gempa bisa terjadi kapan saja. Namun, ia menegaskan, kapan gempa bumi akan terjadi belum bisa diketahui. "Belum ada teknologi yang bisa memprediksi gempa," ujarnya.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat yang berada di daerah yang rawan potensi gempa bumi, yaitu terutama di bagian Jawa bagian tengah dan selatan perlu memiliki kewaspadaan tinggi dan menyiasatinya. "Di antaranya dengan pengecekan struktur bangunan dan memiliki pengetahuan kalau terjadi gempa bumi," katanya.