REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno ikut bersuara terkait permasalahan tingginya angka anak stunting di Sumbar. ini. Irwan menugaskan Bupati Pasaman dan Pasaman Barat untuk segera membentuk 'Gerakan 1.000 Jamban'. Langkah spontan ini diambil Irwan untuk menindaklanjuti stunting terhadap anak-anak di Sumatra Barat" target="_blank" rel="noopener">ancaman stunting terhadap anak-anak di Sumatra Barat, khususnya Pasaman dan Pasaman Barat.
"Kita ramai-ramai bangun jamban. Biayanya ada dari APBD atau bisa dari CSR BUMN, donasi perantau, atau Baznas (Badan Amil Zakat Nasional). Kalau dia miskin, kami berikan jamban," katanya.
Terdapat sepuluh nagari, setingkat desa, di Pasaman yang tercatat memiliki balita bertubuh pendek. Yakni Koto Kaciak, Ganggo Hilia, Panti, Simpang Tonang, Cubadak, dan Malampah. Selain itu ada lagi Ladang Panjang, Binjai, Muaro Sei Lolo, dan Koto Rajo. Sementara itu, di Pasaman Barat juga tercatat ada sepuluh nagari dengan angka stunting tinggi yakni Aia Bangih, Ujung Gadiang, Kajai, Talu, Sinuruik, Katiagan, Rabi, Jongor, Batahan, Parik, dan Sungai Aua.
Kementerian Kesehatan merilis terdapat 1.000 desa di Indonesia yang berisiko tinggi terhadap ancaman stunting. Prevalensi kondisi anak-anak dengan tubuh pendek tertinggi ditemukan di Kabupaten Intan Jaya, Papua yakni sebesar 68,95 persen dengan jumlah anak berisiko stunting 3.704 jiwa.
Selain itu ada juga Kabupaten Dogiyai, Papua dengan prevalensi 66,12 persen dan jumlah balita stunting sebanyak 6.143. Selain itu, Kabupaten Lombok Utara, NTB juga memiliki angka prevalensi stunting cukup tinggi yakni 65,77 persen dengan jumlah balita stunting sebanyak 13.451.