REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengikuti rapat koordinasi perihal pangan di Gudang Stock Beras Food Station Tjipinang Jaya, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Ia menyatakan optimismenya bahwa harga beras di Jakarta akan turun dalam 1,5 bulan mendatang.
"Untuk pertama kalinya menyatakan bahwa harga beras akan turun di bulan-bulan ke depan," kata Sandiaga di Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (24/1).
Rapat tersebut dihadiri oleh Dirut Food Station Arief Prasetya Adi, Dirut PD Pasar Jaya Arief Nasruddin, Dirut PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati, Kepala Dinas KPKP Darjamuni, Perwakilan BI Jakarta, Perwakilan pemasok mitra, pengusaha, dan perwakilan penggiling padi.
Sandiaga mengklaim suplai beras saat ini sangat mencukupi dan kualitas beras baik. Ia mengatakan Pemprov DKI juga mampu mendistribusikan harga beras secara lancar, terbuka, dan berkeadilan. Ia melihat panen di seluruh Indonesia sudah mulai terjadi. Ini akan menambah suplai dalam beberapa bulan ke depan. Sandiaga menargetkan penurunan harga beras akan mencapai titik normal secara bertahap.
"Sehingga para pedagang juga bisa mengatur untuk agar stoknya yang kemarin sempat dibeli dengan harga yang mahal maupun juga fluktuasi ini tidak mengakibatkan kerugian juga pada petani," ujarnya.
Dirut Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengatakan harga beras akan kembali normal dalam 1,5 bulan mendatang. Sebab, panen raya akan tiba. Masyarakat tak perlu lagi khawatir dengan rendahnya suplai beras yang disinyalir menyebabkan kenaikan harga..
Arief menambahkan, beberapa sentra produksi seperti Kudus, Cepu, Demak Bojonegoro, Pati, dan Purworejo telah mulai panen. Harga gabah yang tadinya sekitar Rp 6.200-Rp 6.300 sudah mulai turun di kisarannya di Rp 5.900-Rp 5.300.
"Artinya secara mudah kalau kita buat rendemen 50 persen harganya akan bergerak angkanya sekitar Rp 10.500 sampai Rp 11.500 dari harga saat ini Rp 11.600-Rp 12.600," kata Arief.
Sandiaga menambahkan, ke depan akan ada proyek-proyek perluasan lahan pertanian dan kontrak pertanian di daerah-daerah. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan di DKI.
"Nanti kita dorong urban farming juga secara berkesinambungan. Kita ingin mulai lagi setelah beras kita bisa punya ketahanan pangan yang cukup mengenai bawang merah, bawang putih, dan juga cabe," ujar dia.
Kepala Dinas KPKP Darjamuni mengatakan saat ini DKI masih mempunyai lahan pertanian seluas lebih dari 300 hektare. Namun, hanya sekitar lima hektare yang murni dikelola oleh sawah.
"Kalau yang lain kita sangat tergantung karena itu lahan pengembang yang kita gunakan sebelum mereka bangun," ucapnya.