Rabu 24 Jan 2018 16:57 WIB

PLTPB Baturraden Hentikan Sementara Pengeprasan Tanah

Kekeruhan air Sungai Prukut sudah bisa ditekan menjadi rata-rata 200 NTU.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Sejumlah jurnalis melakukan aksi unjuk rasa, di Pendopo Bupati Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (10/10). Elemen jurnalis di Kabupaten Banyumas mengutuk tindak kekerasan oleh polisi dan Satpol PP terhadap sejumlah wartawan saat meliput pembubaran unjuk rasa penolakan pembangunan PLTPB Baturraden pada Senin (9/10) malam.
Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Sejumlah jurnalis melakukan aksi unjuk rasa, di Pendopo Bupati Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (10/10). Elemen jurnalis di Kabupaten Banyumas mengutuk tindak kekerasan oleh polisi dan Satpol PP terhadap sejumlah wartawan saat meliput pembubaran unjuk rasa penolakan pembangunan PLTPB Baturraden pada Senin (9/10) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Untuk meminimalisir dampak lingkungan berupa air keruh, PT Sejahtera Alam Energy (SAE) yang melaksanakan proyek panas bumi di lereng selatan Gunung Slamet memutuskan untuk menghentikan lebih dulu pekerjaan-pekerjaan pengeprasan tanah.

"Pada musim penghujan ini, kita putusakan untuk menghentikan sementara pekerjaan-pekerjaan seperti itu,'' jelas Direktur PT SAE Bergas H Rochadi, Rabu (24/1).

Dia menyebutkan, selama penghentian proses pengeprasan ini, pihaknya juga melakukan berbagai upaya untuk menata kondisi struktur tanah di lokasi agar kondisi tanah menjadi lebih stabil sehingga tidak mudah terbawa air hujan.

"Semua upaya yang kami lakukan, alhamdulillah mulai membuahkan hasil. Kekeruhan sungai Prukut yang selama ini banyak dikeluhkan masyarakat wilayah Kecamatan Cilongok, sudah banyak berkurang," katanya.

Dalam kondisi tidak hujan, kata Bergas, tingkat kekeruhan air Sungai Prukut yang biasanya lebih dari 1.000 NTU, saat ini sudah bisa ditekan menjadi rata-rata 200 NTU. Sedangkan, kalau hujan, berkisar antara 500-700 NTU. "Kami akan terus melakukan upaya-upaya untuk mengembalikan kondisi air sungai agar bisa kembali normal seperti sedia kala," ujarnya.

Dia juga menyebutkan, selain melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan kondisi air sungai yang berhulu di wilayah sekitar lokasi pengeboran, pihak PT SAE juga masih terus berupaya membantu warga terdampak.

"Sejak dilaporkan terjadinya air keruh di Sungai Prukut, kami telah membangun sejumlah fasilitas pengolahan air bersih di Cilongok," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement