REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan bertandang ke lima negara di Asia Selatan. Salah satu negara yang akan dikunjungi adalah Bangladesh. Selain misi perdagangan dan memperkuat hubungan bilateral, Jokowi pun membawa misi kemanusiaan ketika bertandang ke negara tersebut.
Jokowi menuturkan, dalam kunjungannya ke Bangladesh, dia juga berencana untuk berangkat dan menemui masyarakat Rohingya yang ada di kota Cox's Bazar, Bangladesh. Sebab di kota tersebut adalah titik terbanyak masyarakat Rohingya yang berlarian dari Myanmar untuk menghindari konflik kemanusiaan.
"Nanti kita juga akan melihat karena kita juga pas ada kunjungan ke Bangladesh. Tapi itu kalau memang waktunya memungkinkan, kita akan menengok," ujar Jokowi saat melepas bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Rohingya di Bandara Halim Perdanakusuma, Rabu (24/1).
Pemerintah Indonesia memang telah memberikan cukup banyak bantuan untuk masyarakat Rohingnya ketika banyak dari mereka yang memilih bepergian ke Bangladesh Selatan yang berdekatan dengan Myanmar. Di sana mereka hidup sangat memprihatinkan dan kurang terturus.
Selain memberikan bantuan berupa makanan, obat-obatan dan tenda, pemerintah Indonesia juga berupaya membangun rumah sakit. Rumah sakit tersebut akan diperuntukan bagi warga Rohingya yang sering mengalami sakit akibat kondisi lingkungan yang buruk.
"Ya kalo memungkinkan waktunya (untuk berkunjung). Karena dari Dhaka (Ibukota Bangladesh) menuju ke Cox's Bazar itu membutuhkan waktu," ujarnya.
Terkait dengan pemulangan masyarakat Rohingya ke Myanmar, Pemerintah Bangladesh menunda pemulangan pengungsi Muslim Rohingya ke Myanmar,yang rencananya akan dimulai, Selasa (22/1) kemarin.
Seorang pejabat senior Bangladesh mengatakan penundaan ini dikarenakan proses penyusunan dan verifikasi daftar orang yang akan dipulangkan masih belum lengkap. Menurut Komisaris Bantuan dan Rehabilitasi pengungsi Bangladesh, Abul Kalam, saat ini masih belum diketahui kapan proses pemulangan dapat dilakukan.
"Ada banyak hal yang harus diselesaikan. Daftar orang yang akan dikirim kembali belum disiapkan, verifikasi dan pemasangan kamp transit masih ada," katanya.