REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar simpang siur mengenai gempa susulan dan gelombang besar beredar kembali di tengah masyarakat setelah gempa siang tadi terjadi di Jakarta dan sekitarnya dengan pusat gempanya di Lebak, Banten, Jawa Barat. Kali ini, masyarakat dihebohkan dengan akan adanya gelombang tinggi pada 23 dan 24 Januari 2018 pukul 22.30 sampai 23.59.
Melalui pesan broadcast, orang tak bertanggung jawab menyebarkan informasi yang tidak benar. "Di harapkan keluar rumah nanti malam pukul 22.30-23.59 dikarenakan potensi gempa susulan sebesar 7,5 SR magnitude. Bagi yang tahu harap sebarkan ini penting, *BMKG," demikian berita hoaks yang tersebar.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berita tersebut hoaks. Begitu pula humas Badan Metereologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Rini, menyampaikan bahwa pengumuman gelombang besar yang akan melanda perairan Lebak Banten adalah hoaks.
"Itu hoaks," ujar Rini saat dikonfirmasi Republika, Selasa (23/1) malam.
Rini mengatakan, berita foto yang beredar adalah benar. Namun, keterangan pada foto tidak benar. "Kalau yang foto adalah laporan rutin harian adalah gelombang tinggi terkait prakiraan gelombang tinggi. Sementara keterangan yang di bawah tidak ada korelasinya karena ini gelombang tinggi bukan tsunami. Namun, informasi prakiraan maritim itu benar, keterangannya tidak benar dan nggak ada korelasi," ujarnya.
Selain itu, pada akun Twitter BMKG dibertahukan bahwa gelombang tinggi laut karena cuaca buruk ditujukan untuk angkutan kapal laut dan nelayan. Selebihnya, itu tidak benar.
"Info gempa susulan di bawahnya itu hoaks, tidak ada hubungannya alias nggak nyambung," kata cuitan BMKG, Selasa (23/1) malam.
Untuk itu, BMKG selalu mengimbau kepada masyarakat agar jangan cepat percaya kepada berita yang belum tentu kebenarannya. Twitter BMKG atau @humas_bmkg senatiasa akan memberikan informasi benar.