REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) bersama Balai Karantina Pertanian (BKP) Wilayah Kerja Bakauheni menangkap sebuah truk berisi tiga kilogram daging babi dalam plastik di pintu masuk Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Selasa (23/1). Daging-daging babi dalam kemasan plastik diselipkan di tumpukan jerami.
Menurut Kapolres Lampung Selatan AKBP M Syarhan, sopir truk tersebut berusaha mengelabui petugas di pintu masuk Seaport Interdiction (SI) Pelabuhan Bakauheni, dengan menyimpan tumpukan daging babi seberat tiga kilogram dalam tumpukan jerami. "Daging celeng (babi) tersebut mau dikirim keTangerang dan Bekasi, Jawa Barat," katanya, saat ekspos kasus, Selasa (23/1).
Petugas SI Pelabuhan Bakauheni terdiri aparat KSKP dan BKP mencurigai truk yang melintas di pintu masuk pelabuhan. Sopir truk Ericson Sianipar (34 tahun) bersama Kernetnya Syukur (46) ditetapkan sebagai tersangka. Pengakuan sopir, daging babi tersebut dibawa dari Lahat, Sumatra Selatan tujuan Tangerang, Bekasi, dan Jawa Barat.
Kapolres mengatakan sopir truk tidak bisa menunjukkan dokumen lengkap dan resmi terhadap barang bawaannya termasuk daging babi dalam 32 kemasan tersebut. Truk yang dibawa Ericson tersebut berpelat Nomor Palembang BG 8792 BB ditemukan barang bukti di tumpukan jerimi.
Sebelumnya, sopir truk mengaku kepada petugas membawa buah-buahan yang ditumpuk di jerami. Setelah mendapat pemeriksaan petugas, dalam bak truk terdapat kemasan daging babi seberat satu kilogram, yang totalnya tiga ton.
Ericson mengaku hanya membawa barang bukti tersebut dengan upah dan ongkos jalan sebesar Rp 6 juta. Setiba di tempat tujuan, barang haram tersebut akan diterima seseorang yang telah menunggu.
Azhar, penanggung jawab BKP wilker Bakauheni, mengatakan, pihaknya sudah tidak terhitung menangkap penyelundup daging babi dari Sumatra untuk dikirim ke Jawa. Diperkirakan, pengiriman daging babi dalam jumlah besar tersebut untuk di jual di pasar bersamaan dengan daging sapi.
Menurut dia, penyelundupan tersebut modus lama yang selalu berulang. Karena daging sapi mahal, banyak pihak yang mengakali dengan mengoplos daging babi dan sapi agar harga jual murah.