REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan redaksi Harian Singgalang, Khairul Jasmi menyayangkan segelintir orang yang membuat meme gempa Jakarta. Ia mengatakan, tidaklah perlu bencana alam dijadikan bahan lelucon yang tidak lucu.
"Saya lihat orang Jakarta banyak membuat meme gempa. Membuat Monas goyang, membuat tugu pancoran dengan patung orangnya loncat. Tolong diingatkan, berita gempa jangan diolok-olok. Apa orang Jakarta mau merasakan gempa 7,9 SR?" ujar Khairul kepada Republika.co.id, Selasa (23/1).
Ia mengimbau kepada seluruh warga juga media agar membuat berita tidak mengolok-olok gempa melalui meme atau hoaks, foto hoaks, serta video hoaks. Pasalnya banyak beredar segelintir orang mengedit foto agar terlihat lucu, padahal sangat disayangkan hal tersebut dapat memengaruhi atensi masyarakat terhadap gempa.
Khairul yang juga sebagai masyarakat Padang yang pernah mengalami gempa besar, mengaku kerap mengalami kejadian gempa di wilayahnya, Sumatra Barat. "Saya adalah warga Padang yang setiap bulan merasakan gempa di Padang," kata dia.
Untuk itu, ia berharap jangan lagi ada orang yang menganggap gempa sebagai bahan lelucon. Sebelumnya, sesaat setelah guncangan gempa dirasakan di sejumlah lokasi di Jakarta dan sekitarnya, beredar foto editan Monas bergoyang dan patung pancoran lepas dari persinggahannya.