REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim tenaga kesehatan (Nakes) yang ditempatkan di Kampung Nakai, Distrik Pulau Tiga, Papua, melakukan pelayanan kesehatan untuk masyarakat setempat. Pelayanan kesehatan itu dilakukan pada program Pelayanan Kesehatan Bergerak (Flying Health Care) sekaligus mengendalikan kejadian luar biasa (KLB) campak dan masalah gizi buruk.
Pelayanan kesehatan yang diberikan berupa imunisasi dT sekaligus pemeriksaan kesehatan anak di bawah 15 tahun, pelayanan kesehatan bagi orang dewasa, serta penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kepala Puskesmas Nakai, Distrik Pulau Tiga, Frederikus Kaimeraimu mengatakan, sebenarnya anak-anak di Nakai sudah diberi imunisasi campak oleh pemerintah Kabupaten pada awal Januari 2018. Namun sekarang diberikan imunisasi difteri tetanus (dT) supaya kekebalan lebih baik.
"Pemberian vaksin dT memberikan kekebalan juga pada anak. Silakan saja lanjutkan itu lebih baik," kata Frederikus di Puskesmas Nakai, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (23/1).
Ia menjelaskan, imunisasi dilakukan di dua kampung, Nakai dan Fumiripits. Sebanyak 70 anak di Kampung Nakai telah diperiksa kesehatannya.
Dari 70 anak-anak, 32 di antaranya mendapatkan vaksin dT, 34 anak mendapatkan Pentabio. Sementara di Fumiripits telah diperiksa 43 anak yang 29 di antaranya diimunisasi dT, 12 anak diimunisasi Pentabio. Selain itu, saat pelayanan kesehatan orang dewasa dilakukan, sebagian besar mengeluhkan sakit tulang, dan sakit kepala.
Penyuluhan PHBS seperti cuci tangan pakai sabun, tidak membuang sampah sembarangan, menggunakan air bersih pun dilakukan. Terutama soal konsumsi air bersih, Nakes menekankan pentingnya menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Di satu sisi, masyarakat di Kampung Nakai dan Fumiripits menggunakan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk minum misalnya, kata dia, sebagian besar masyarakat baik anak-anak maupun orang dewasa meminum air tanpa dimasak terlebih dahulu.
"Asalkan air terlihat jernih dan tidak berbau, mereka langsung meminumnya," ujarnya.
Begitupun dengan penggunaan jamban, meskipun telah disediakan jamban yang layak oleh pemerintah daerah (pemda), tapi tidak digunakan. Namun demikian, ia berharap penyuluhan dapat mengubah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan.