Senin 22 Jan 2018 14:45 WIB

BPBD Lebak Tetapkan Status Waspada Banjir

Permukaan Sungai Ciujung tingginya sudah menembus 329 sentimeter.

Seorang ibu menggendong anaknya yang akan berangkat ke sekolah menembus banjir (ilustrasi)
Foto: Antara/Nunung Purnomo
Seorang ibu menggendong anaknya yang akan berangkat ke sekolah menembus banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten menetapkan status waspada banjir sehubungan ketinggian permukaan Sungai Ciujung mencapai 329 sentimeter dan debit air 303 M3 per detik. "Kami siaga penuh di Posko Utama guna menghadapi banjir dengan mempersiapkan peralatan evakuasi," kata Kepala BPBD Lebak Kaprawi saat dihubungi di Lebak, Senin (22/1).

Masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Ciujung yang jumlahnya mencapai ribuan kepala keluarga agar meningkatkan kewaspadaan banjir. Selama ini, curah hujan di daerah itu cenderung meningkat dengan intensitas ringan dan lebat. Bahkan, curah hujan sejak dini hari hingga siang ini di wilayah Kabupaten Lebak masih berlangsung.

Berdasarkan hasil pemantauan, permukaan Sungai Ciujung yang melintasi Kota Rangkasbitung ditetapkan status waspada banjir. Permukaan tinggi sungai sudah menembus 329 sentimeter dan debit air 303 M3 per detik sehingga berpotensi banjir jika hujan hingga malam hari. "Kami minta warga mewaspadai banjir karena Sungai Ciujung berstatus waspada," katanya.

Menurut dia, saat ini Sungai Ciujung yang menampung air dari kawasan hulu Taman Nasional Gunung Halimun (TNGHS) dan kawasan hutan adat Baduy dapat menimbulkan luapan banjir. Masyarakat diminta waspada guna menghindari pengurangan resiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa.

Apabila hujan terjadi dini hari, dia mengimbau, sebaiknya masyarakat dapat meningkatkan waspada banjir. Sebab jika banjir terjadi malam hari tentu menyulitkan para relawan untuk melakukan pertolongan dan evakuasi.

BPBD kini mempersiapkan perlatan evakuasi, seperti kendaraan operasional, mesin sedot, perahu, pelampung, logistik dan tenda besar. "Kami siaga di posko bencana alam selama 24 jam untuk melayani masyarakat jika terjadi bencana alam," katanya.

Sementara itu, masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Ciujung mulai mengemas perabotan rumah tangga dan elektronika karena khawatir terjadi banjir menyusul curah hujan meningkat. "Kami lebih baik mngamankan perabotan rumah tangga dan elektronika guna menghindari genangan banjir," kata Udin (45) warga Kalimati Rangkasbitung.

Camat Rangkasbitung Ade Sutiana mengimbau warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai melakukan ronda malam hari guna menghindari korban jiwa. Sebab, saat ini curah hujan berpotensi pagi, siang, sore, malam hingga dinihari. "Kami minta warga bantaran sungai agar waspada banjir agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material cukup besar," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement