REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun
Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta Djoko mengingatkan saat ini hingga 1 Februari merupakan puncak musim hujan di DIY. Sehingga hujan selama periode puncak musim ini akan mengalami.peningkatan baik frekwensi maupun intensitasnya.
Ia menjelaskan munculnya beberapa low pressure (tekanan udara rendah) yang cukup banyak di selatan Equator sangat mempengaruhi pola angin di Jawa termasuk DIY. Kondisi ini memperkuat masuknya angin Monsoon Asia yang bersifat basah ( membawa uap air yg besar) masuk ke
wilayah Jawa.
Djoko menambahkan, adanya konvergensi yang sangat mendukung bagi pertumbuhan awan-awan hujan. Hal lain yang ikut mendukung terjadinya hujan adalah aktifnya MJO (gugusan uap air) yang saat ini terpantau berada di wilayah Indonesia.
Lebih lanjut ia mengatakan munculnya low pressure di selatan equator tepatnya yang muncul di Samudera Hindia memicu kecepatan angin yang cukup kencang di selatan Yogya. Kecepatan angin maksimum di pesisir mencapai 10-20 knot (18-36 km/jam). "Kecepatan angin ini juga menyebabkan tinggi gelombang cukup segnifikan 2.5-3.5 meter. Kondisi ini diprediksi terjadi hingga dua hari mendatang," kata dia.