REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rencana Wali Kota Bogor, Bima Arya, untuk menutup tempat hiburan malam mendapat sambutan positif dari para ulama, di antaranya KH Ahmad Dahlan. Pimpinan Pondok Pesantren An Nuroniyah, Kedung Halang, Bogor Utara, Kota Bogor ini menjelaskan, upaya yang direncanakan Bima merupakan jalan untuk menghapus kemunkaran, di mana tugas tersebut bukan hanya milik para ulama dan kiai.
"Pemerintah pun punya tanggung jawab," ujarnya, Ahad (21/1). Oleh karena itu, sinergi yang selama ini terjalin antara ulama dengan pemerintah harus dipertahankan dan ditingkatkan. Sebab, ulama, pemerintahan dan masyarakat tidak bisa dipisahkan.
Menurutnya, para ulama hanya bisa menyampaikan dalil lewat dakwah yang tanpa didukung pemerintah lewat kebijakan, tidak akan berhasil. Pihaknya tidak mungkin mendatangi tempat prostitusi dan lain sebagainya karena bisa menimbulkan fitnah dan dapat disebut melanggar hak asasi manusia. "Kalau kebijakan itu keluar dari pemerintah yang punya power untuk itu, ulama sangat mendukung," tuturnya.
An Nuroniyah merupakan pondok pesantren yang sudah berdiri sejak 1957. Didirikan oleh KH Raden Nuryani, awalnya An Nuroniyah merupakan sebuah pengajian yang dilakukan setiap ba'da maghrib. Hingga pada akhirnya santri-santri mulai berdatangan, tidak hanya warga Bogor, tapi juga dari luar daerah.
Keputusan memberhentikan operasional sejumlah tempat hiburan malam, termasuk diskotik Lipss Club di Jalan Sukasari, Bogor Timur itu, dinilai Bima, merupakan puncak dari serangkaian permasalahan sebelum-sebelumnya. "Kami akan menutup lokasi yang lebih banyak mudharatnya dan menimbulkan keresahan," ujarnya dalam inspeksi mendadak ke sejumlah diskotik pada Sabtu (20/1) malam.
Teranyar, terjadi peristiwa penembakan yang dilakukan oleh oknum anggota Brimob terhadap salah seorang pengunjung pada Sabtu dini hari. Peristiwa ini mengakibatkan satu orang tewas dan satu lainnya kritis.