REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu secara serentak memulai tahapan Pencocokan dan Penelitian (Coklit) Data Pemilih di seluruh daerah yang menyelenggarakan Pilkada Serantak. Kegiatan itu dilakukan dengan menyebar Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) di seluruh desa dan kelurahan.
Ketua KPU Pusat Arief Budiman mengemukakan, gerakan coklit serentak nasional dilakukan untuk mengingatkan semua pihak bahwa petugas akan memulai pekerjaan diawal. Kegiatan ini bertujuan tidak hanya mengingatkan kepada penyelenggara pemilu, namun juga mengingatkan kepada masyarakat pemilih, dan seluruh stakeholder.
"Anda harus betul-betul mengecek datanya, selain melakukan pencocokan data, juga harus teliti dalam bekerja," kata Arief kepada para petugas PPDP di Balai Kota Surabaya, Sabtu (20/1).
Arief menyampaikan, Coklit merupakan kegiatan pencocokan data dilapangan, dimana petugas bertemu langsung dengan pemilih. Setiap PPDP hari ini ditarget mendatangi lima rumah, yang jika berhasil, maka KPU se-Indonesia mampu mendatangi sebanyak 1,9 juta rumah se Indonesia.
"Kalau itu berhasil kita lakukan, maka akan dicatat oleh MURI, gerakan Coklit serentak Nasional dengan jumlah rumah yang didatangi dan jumlah pemilih yang didata terbesar, terbanyak dalam satu hari," ujar Arif.
Turut hadir dalam apel tersebut, Ketua dan Wakil Komisi II DPR RI, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI, Ketua Bawaslu RI, Ketua Komnas HAM, Ketua Ombudsman, dan Sekretaris Ditjen Dukcapil Kemendagri.
Setelah apel, petugas PPDP melakukan giat coklit ke rumah salah satu tokoh ludruk Surabaya Cak Kartolo, dan rumah Imam Utomo, mantan Gubernur Jawa Timur.