Jumat 19 Jan 2018 15:55 WIB

Ini Strategi Pengendalian Campak dan Gizi Buruk

Strategi pengobatan campak dan gizi buruk dilakukan dengan mendiagnosis tepat sejak awal.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi pengidap gizi buruk
Foto: Antara/Novrian Arbi
Ilustrasi pengidap gizi buruk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Anak, Dimas Dwi Saputro mengatakan strategi pengobatan campak dan gizi buruk dilakukan dengan mendiagnosis tepat sejak awal. Hal itu penting dilakukan agar pengobatan dapat segera dilakukan.

"Pasien dengan demam dan ruam yang berawal dari kepala lalu menjalar ke seluruh tubuh, disertai gejala ISPA atau diare, dan belekan, perlu dicurigai sebagai campak," ujar Dimas dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (19/1).

Dimas menambahkan diagnosis gizi buruk langsung tampak pada anak dengan klinis sangat kurus, tampak tulang iga pada badannya, tampak gelambir kulit pada bokongnya (seperti baggy pants), dan wajah keriput seperti orang tua. Selanjutnya kita tentukan klasifikasinya apa gizi buruk saja atau campak saja, atau campak disertai gizi buruk.

Apabila terdiagnosis campak, pasien lansung ditangani infeksinya dengan antibiotik, lalu diberikan asupan nutrisi optimal, dan diberikan vitamin A. Terapi komplikasi campak seperti diare, pneumonia, dehidrasi karena asupan kurang, penurunan kesadaran, juga diberikan jika hal-hal tersebut ditemukan.

"Untuk gizi buruk, kami berikan nutrisi susu dengan formulasi khusus yang kami buat sendiri, yaitu susu formula ditambah gula, ditambah minyak dan mineral mix. Sayangnya, minyak dan mineral mix tidak tersedia di sini sehingga hanya susu dan gula saja. Tujuannya memberikan kalori dengan formula F75 dan F100 (susu dgn kalori yang padat untuk kejar tumbuh)," jelas Dimas.

Selain itu diberikan pula antibiotik pada penderita gizi buruk dengan infeksi, dan vitamin A, asam folat. Pemantauan kenaikan berat badan pun dilakukan setiap pagi.

Dimas mengatakan KLB campak disebabkan imunisasi yang tidak lengkap yang disertai kondisi geografis. Ketidaktahuan orang tua akan jadwal imunisasi dan sulit melakukan edukasi pada orang tua, membuat semakin rendah cakupan imunisasinya.

Namun demikian, masyarakat diimbau lakukan perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari agar mencegah penularan sakit infeksi. Mencukupi asupan makanan yang sesuai jumlah, jenis makanan, dan jadwal makan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement