REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Produksi beras di Kabupaten Cianjur selama 2017 surplus karena produksinya melebihi target yang ditetapkan.
Hal ini disampaikan Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman dalam acara gerakan panen padi di Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur Jumat (19/1).
Dalam kesempatan itu hadir Danrem 061/Suryakencana Kolonel Inf M Hasan dan Kepala Badan Karantina Pertanian sekaligus Penanggung jawab Upsus Jawa Barat Banun Harpini. Selain itu hadir pula Dandim 0608 Cianjur Letkol CZI Hidayati dan Kapolres Cianjur AKBP Soliyah.
"Harga beras saat ini mahal namun di Cianjur produksi beras surplus,'' terang Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman dalam sambutan gerakan panen. Target produksi pada 2017 lalu mencapai 882.580 ton.
Sementara produksi beras mencapai 935.277 ton. Sehingga kata Herman produksi melebihi target yakni 105,97 persen. Menurut Herman, sekitar 60 persen produksi beras Cianjur ini dipasok untuk kebutuhan warga Cianjur. Sementara sekitar 40 persen dipasok untuk kebutuhan daerah lainnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Cianjur menyatakan, wilayahnya tidak memerlukan beras impor dari negara lain. "Berdasarkan laporan itu Cianjur tak perlu impor," ujar Herman.
Ia mengatakan untuk Cianjur tidak membutuhkan impor karena produksi beras lokal masih mencukupi dan bahkan surplus. Meskipun kata Herman, harga beras di pasaran saat ini mengalami kenaikan. Beras medium saat ini di pasaran di jual pada kisaran Rp 12.500 per kilogram. Ke depan, kata dia, pemkab akan memantau terus pergerakan harga di pasaran.
Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, Himam Haris mengatakan, hingga kini persediaan beras masih normal dan belum ada keluhan dari masyarakat. "Ketika mendengar impor sebagian orang mungkin ada yang senang dan tidak," terang dia.