REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Dompet Dhuafa melalui tim Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Papua mengirimkan tim medis yang bergerak cepat untuk merespons bencana gizi buruk dan wabah campak yang telah memakan puluhan korban di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua. Tim Medis dari LKC Papua Dompet Dhuafa sudah dalam perjalanan menuju Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Rabu (17/1) sore.
"Saat ini saya berada di Pelabuhan Timika untuk menunggu Kapal Pelni yang akan bertolak menuju Distrik Agats, Kabupaten Asmat," kata Anggota Tim Medis dari LKC Papua Dompet Dhuafa, dokter Fitri melalui pesan singkat yang diterima Republika.co.id, Rabu (17/1) sore.
Dr Fitri menginformasikan, perjalanan dari Pelabuhan Timika menuju Distrik Agats ditempuh selama 10 jam sampai 12 jam. Di Pelabuhan Timika, mereka menghadapi kendala air laut surut. Kapal Pelni tidak bisa masuk ke Dermaga Pelabuhan Timika hingga pasang. "Sekarang sudah di atas kapal, tapi masih di daerah pesisir Timika. Saat ini sudah pukul 21.21 Waktu Indonesia Timur," ujarnya.
Dompet Dhuafa mendapat informasi, sebanyak 61 anak-anak dari 23 distrik meninggal dunia akibat wabah campak dan gizi buruk dalam kurun waktu empat bulan terakhir di Kabupaten Asmat. Akses menuju distrik-distrik di Kabupaten Asmat cukup sulit dan membutuhkan biaya besar sehingga menambah kesulitan.
Dompet Dhuafa melalui LKC Papua menerjunkan dua dokter dan tim pendukung. Target Tim Medis LKC Papua melakukan pemeriksaan kesehatan sekaligus melakukan upaya perbaikan gizi terhadap anak-anak di Distrik Agats. Susu, makanan pendamping, biskuit, suplemen multivitamin dan kebutuhan medis lainnya menjadi perbekalan tim medis LKC Papua.