REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Program Dompet Dhuafa, Sabeth Abilawa mengatakan, pihaknya akan membangun fasilitas kesehatan di Kabupaten Asmat, Papua. Hal ini menyusul adanya kasus luar biasa (KLB) gizi buruk dan campak dan korban masih terus bertambah.
Sabeth mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan proses assesment dulu karena di saat yang sama Dompet Dhuafa juga sedang melakukan layanan kesehatan cuma-cuma (LKC) di Jaya Pura.
"Kalau nanti kondisinya memang di sana (Asmat) hasil assesment kita menunjukkan kondisinya kritis, mungkin akan bikin layanan kesehatan cuma-cuma di Asmat," ujar Sabeth saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (17/1).
Berdasarkan informasi terbaru dari Asmat, kata dia, pasien yang terkena campak ada sekitar 524 dan dalam beberapa bulan ada 67 anak yang meninggal dunia. Untuk membantu mengatasi kasus ini, ada empat orang tim medis yang sudah dikirimkan ke lokasi.
Dalam memberikan fasilitas kesehatan ini, Dompet Dhuafa bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). "Ya kita kerjasama dengan IDI. Sekarang sudah dibuka layanan kesehatannya walaupun belum permanen," ucapnya.
Kementerian Kesehatan sendiri sebelumnya menerima laporan bahwa RSUD Asmat menerima rujukan kasus campak atau morbili dan gizi buruk sejak 8 Januari 2018. Jumlah kasus campak tercatat sebanyak 22 pasien (6 pasien rawat inap, 16 pasien pulang rawat jalan). Sementara itu, gizi buruk dilaporkan sebanyak 8 pasien (2 pasien rawat inap, 5 pasien rawat jalan, dan 1 pasien meninggal dunia).