REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kota Padang di Sumatra Barat masih kekurangan pendonor darah. Dari satu juta penduduk yang ada di Padang, jumlah pendonor darah masih di bawah 10 ribu orang. Bahkan dari angka tersebut, baru 1.200 orang yang masuk daftar pendonor tetap, minimal 10 kali donor rutin.
Palang Merah Indonesia (PMI) menyebutkan, idealnya sebuah negara harus memiliki pasokan darah 2 persen dari jumlah penduduk. Jika diimplementasikan di Kota Padang, maka idealnya terdapat 20 ribu pendonor darah untuk 1 juta jiwa.
Wakil Ketua PMI Sumatra Barat, Suryadi Asmi, mengungkapkan bahwa kebutuhan darah di Sumbar selama setahun yakni sebanyak 50 ribu kantong darah. Dari jumlah kebutuhan tersebut, 90 persennya masih bisa dipenuhi dari pendonor sukarela. Sementara 10 persen sisanya, PMI harus berupaya memenuhi pasokan dari keluarga pasien yang membutuhkan.
Suryadi berharap semakin banyak masyarakat yang tergerak untuk menjadi pendonor darah sukarela, sehingga pasokan darah selalu mencukupi kapanpun pasien membutuhkan. "Kota Padang ini masih sangat minim. Penduduk Padang ini sejuta jiwa loh. Seharusnya lebih banyak lagi masyarakat yang mendonor," ujar Suryadi, Rabu (17/1).
PMI Sumbar menyiasati minimnya minat pendonor dengan melakukan sosialisasi ke instansi pemerintahan, kampus, dan terjun langsung ke perkampungan penduduk. Namun menurutnya, sasaran kegiatan donor darah paling optimal adalah kalangan mahasiswa. Suryadi menilai, pola pikir untuk donor darah rutin harus ditanamkan sejak dini.
Sementara itu, Gubernur Irwan Prayitno mendukung langkah PMI untuk terus melakukan kampanye dan sosialisasi terkait donor darah. Irwan sendiri tercatat sebagai salah satu pemegang penghargaan donor darah hingga 50 kali sepanjang hidupnya. Menurutnya, donor darah merupakan salah satu cara terbaik untuk menjaga kebugaran jasmani dan rohani.
"Bayangkan kita punya anak istri butuh darah. Keluarga membutuhkan darah dan terbaring di rumah sakit. Hadirnya darah merupakan bantuan luar biasa," kata Irwan.