REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---- Berada dalam satu mobil dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi kebanggaan tersendiri bagi siapa pun. Begitu pula dengan Bupati Tasikmalaya yang juga calon wakil gubernur Jawa Barat pendamping Ridwan Kamil (Emil), Uu Ruzhanul Ulum.
"Saya sama sekali enggak menyangka," ujar Uu kepada wartawan melalui sambungan teleponnya, Selasa (16/1).
Uu dalam perjalanan kerja dari Ciamis menuju Tasikmalaya, Selasa (16/1) pagi. Ia terlihat satu mobil dengan Presiden Jokowi.
Uu, mengaku tidak menyangka bakal duduk berdampingan dengan orang nomor 1 di Indonesia. Namun, usai menghadiri acara di Kabupaten Ciamis, dirinya tiba-tiba didekati Paspampres yang memberitahukan bahwa Jokowi berkenan satu mobil dengannya untuk menuju Tasikmalaya. Tanpa pikir panjang, ia pun langsung menerima tawaran yang menurutnya istimewa itu.
"Saya mengucapkan syukur Alhamdulillah, bisa berbarengan (semobil) dengan Pak Jokowi, pakai mobil negara, pelat Indonesia 1. Baru seumur hidup saya," kata Uu kegirangan.
Uu mengatakan, perasaan luar biasa yang dirasakannya tak cukup hanya di situ. Selama perjalanan di mobil sepanjang 30 kilometer, ia pun tidak menyangka dengan sikap yang selalu membuka kaca mobil. "Herannya lagi, saat di jalan, kaca mobil selalu dibuka. Dan warga tidak ada satu pun yang memanggil presiden. Semua memanggil Pak Jokowi," ucapnya.
Hal ini, menurut Uu, sebagai bukti kedekatan Presiden Joko Widodo dengan masyarakat. Bahkan, ia juga merasakan perasaan yang berbeda saat masyarakat memanggil 'Pak Bupati' dengan saat masyarakat memanggil dirinya 'Pak Uu'. "Ini bukti saking masuknya Pak Jokowi di hati masyarakat," katanya.
Selama perjalanan itu, lanjut Uu, berbagai hal dibahasnya dengan Presiden RI. Salah satunya, Jokowi mengingatkan dirinya akan kepasrahan terhadap Allah SWT.
Hal tersebut, kata Uu, diungkapkan Jokowi saat dirinya bertanya tentang kebiasaan membuka kaca mobil selama perjalanan. "Beliau menjawab tidak perlu takut. Saya serahkan sama Allah. Allah yang tahu segalanya. Saya berserah diri," kata Uu mengulang pernyataan Jokowi.
Mendengar petuah itu, Uu pun teringat pesan guru-gurunya di pesantren tentang arti ketauhidan. "Dalam hati, saya merasa ini kayak di Miftahul Huda, berbicara ketauhidan," katanya.
Selain kepasrahan diri, Uu pun diingatkan Jokowi tentang pentingnya menjaga amanah sebagai seorang pemimpin. Jabatan yang diemban, harus dijalankan dengan baik, salah satunya dengan benar-benar mencintai rakyat. "Saya juga dikasih petuah. Harus cinta rakyat. Kata beliau, rakyat itu butuh diperhatikan. Saya cinta rakyat, rakyat juga akan cinta. Pak Jokowi sayang ke rakyat," katanya menjelaskan.