REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku sampai sekarang belum tahu penyebab ambruknya selasar lantai satu tower dua Gedung BEI Jakarta yang terjadi kemarin siang, Senin, (15/1). Pasalnya BEI masih menunggu laporan dari pengelola gedung tersebut yakni PT Cushman & Wakefield Indonesia.
"Laporannya belum baru mau ketemu," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Selasa, (16/1). Ia menambahkan, BEI pun bertanggungjawab membiayai seluruh pengobatan korban.
Tito menyebutkan, sebanyak 38 orang mahasiswa yang kunjungan ke BEI kemarin dipulangkan hari ini. "Tamu bursa kan mahasiswa. Ada total 92 mahasiswa yang kunjungan ke BEI (kemarin)," tambahnya.
Lebih lanjut ia menyebutkan, ada 55 korban yang dilarikan ke rumah sakit. Berdasarkan data terbaru BEI, 55 tersebut terdiri dari 18 korban yang dirawat di Rumah Sakit Siloam, tujuh orang di antaranya sudah dioperasi, enam rawat inap, dan lima observasi.
Kemudian sebanyak 20 dibawa ke Rumah Sakit Jakarta, lima di antaranya sudah dioperasi, tujuh di rawat inap dan tiga observasi. Selanjutnya ada 16 korban yang dibawa ke Rumah Sakit Mintoharjo, tiga orang sudah dioperasi dan 11 orang dirawat inap. Sementara itu, ada satu korban rawat inap yang dirawat di Rumah Sakit Tarakan.
"Bursa yang tanggung jawab. Gedung ini punya asuransi, tapi nggak usah kita hitung-hitungan dulu. Terakhir kalau sudah selesai semua baru kita hitung-hitung," jelas Tito.
Ia menegaskan, saat ini yang menjadi perhatian BEI hanya dua yakni memastikan semua korban dibawa ke rumah sakit dan memastikan transaksi di bursa berjalan. "Jadi bagaimana caranya semua masuk rumah sakit dulu dan market yakin nggak terjadi apa-apa. Semalam saya kirim dua direktur ke rumah sakit, kita minta semua yang dioperasi agar ortunya datang. Pokoknya kita tanggung jawab," tegas Tito.