REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Buisness Management Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Agus W Susetyo mengatakan, dua korban ambruknya selasar tower 2 gedung bursa efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (15/1) kemarin, sudah pulang dan bisa dirawat jalan. Kedua korban yang dipulangkan hanya mengalami sedikit lecet pada bagian kaki dan lengan.
"Dua korban statusnya bisa dirawat jalan, salah satu korban adalah mahasiswa Bina Darma Palembang," ujar Agus saat ditemui Republika.co.id, di RSPP Jakarta, Selasa (16/1).
Agus menceritakan kronologi pasien mulai berdatangan di instalasi gawat darurat (IGD) RSPP. Lima pasien datang pada pukul 12 lebih beberapa menit (Seusai ambruknya atap BEI, Senin (15/1)). Kemudian sampai pukul tiga lebih 30 menit total pasien dari kejadian tersebut menjadi tujuh pasien.
"Kesemuanya ditindak menggunakan skala priotik triarse. Itu pasien yang harus ditangani, langsung ditangani dibawa ke tindakan. Ada dua pasien yang langsung ditangani dengan tindak operasi, hari itu juga," ujarnya.
Sampai saat ini tersisa lima pasien yang masih dirawat di RSPP Jakarta. Dua orang pasien berusia (23) dan (45) masih mengalami trauma psikis dan harus menjalani perawatan paling lama tiga hari. "Kedua pasien itu, kaget mereka tidak terkena luka benturan ataupun tertimpa balok-balok kayu, melainkan shock," kata dia.
Sementara pasien operasi saat ini sedang dalam penanganan spesialis neurologi. Pasien tersebut akan ditindak operasi orthopedi bedah tulang.
Menngenai biaya awal, bursa efek Jakarta (BEJ) pada awalnya yang menanggung selirih biaya perawatan. Meskipun begitu, beberapa pasien sudah ditanggung dari biaya asuransi oleh perusahaan di mana mereka bekerja.