REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (Dirut BEI) Tito Sulistyo menyebutkan, gedung BEI sudah berdiri selama kurang lebih 23 tahun. Namun, ia tidak tahu apa yang sebabkan selasar Gedung BEI Tower 2 ambrol. Dia menyerahkan pada kepolisian untuk mendalami penyebabnya.
"Pada dasarnya gedung ini berdiri dan kita pindah pada 1995, sudah 23 tahun. Tapi gedung kalau dipelihara 50 tahun juga bagus. Saya enggak tahu kenapa (itu ambrol), tunggu saja penyelidikan lebih lanjut," ujar dia saat ditemui di lokasi, pada Senin (15/1) malam.
Tidak ingin ada kejadian mengerikan lainnya, dia telah melakukan pengecekan pada mezanin di Gedung BEI Tower 1. Apalagi Selasa (16/1) besok akan ada sebuah acara di tempat itu. Sehingga akan ada pemeriksaan oleh pengelola gedung dan kepolisian.
Sebagai bentuk tanggungjawabnyam, BEI telah menyiapkan dua orang di setiap rumah sakit, dan akan menghubungi keluarga untuk datang ke Jakarta. "Bentuknya begini loh, ini kan musibah terjadi di gedung, gedungnya namanya Bursa Efek, tapi ini kan gedung," kata dia.
Walaupun TKP bukan berada di wilayah BEI dan dikarenakan mereka tamu bursa, semua akan ditanggung biayanya. Namun memerlukan koordinasi antara pihaknya dan pengelola gedung. "Ada sekitar 50 korban, ada yang diperiksa dan segala macam. Kita akan tanggung jawab," papar Tito.
Untuk agenda pengecekan Initial Public Offering (IPO), serta perdagangan akan terus berjalan. Karena pada dasarnya, Gedung BEI Tower 1 tidak ada masalah sehingga aktivitas dapat berjalan normal seperti biasanya. Namun untuk sejumlah kunjungan, akan distop selama sepekan.
Sebelumnya diberitakan, selasar Gedung BEI Tower 2 ambrol lantaran diduga tidak kuat menampung beban massa yang mencapai puluhan orang. Kejadian itu terjadi Senin (15/1) sekitar pukul 11.55 WIB.