REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti peristiwa ambruknya selasar gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menyebabkan puluhan orang terluka. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, peristiwa ini merupakan kecelakaan serius di bidang jasa konstruksi.
YLKI pun mendesak agar kepolisian menyelidiki pihak manajemen gedung BEI.
"Mendesak pihak kepolisian untuk memeriksa pihak managemen gedung BEI karena patut diduga melanggar UU tentang Bangunan Gedung," kata Tulus dalam pernyataan resminya, Senin (15/1).
Tulus menilai insiden itu kemungkinan juga disebabkan oleh keteledoran pihak managemen gedung yang tidak melakukan perawatan terhadap bangunan gedung. Selain memeriksa pihak manajemen gedung, pihak kontraktor pembangun selasar yang ambruk pun juga dinilainya perlu diperiksa.
Lebih lanjut, YLKI juga mendesak manajemen gedung BEI untuk bertanggungjawab secara perdata kepada para korban.
"Bukan hanya memberikan pengobatan saja, tetapi juga memberikan kompensasi dan ganti rugi secara perdata," kata dia.
Berkaca dari insiden ini, YLKI juga meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk melakukan audit kelayakan selasar di seluruh gedung publik di Jakarta, termasuk tempat perbelanjaan, hotel, dan juga perkantoran.
"Sebab kecelakaan tersebut bisa menimbulkan rasa takut bagi pengunjung gedung-gedung publik," ujar Tulus.