Sabtu 13 Jan 2018 19:02 WIB

Kasus Difteri Menurun, Menkes Minta Dinkes Tetap Siaga

Rep: djoko suceno/ Red: Esthi Maharani
Menkes Nila F Moeleok bersama Ketua Komisi IX, Dede Yusuf, mendengarkan penjelasan Plt Dirut Bio Farma, Juliman, saat melakukan kunjungan kerja ke perusahaann tersebut di Bandung, Sabtu (13/1).
Foto: djoko suceno / Republika
Menkes Nila F Moeleok bersama Ketua Komisi IX, Dede Yusuf, mendengarkan penjelasan Plt Dirut Bio Farma, Juliman, saat melakukan kunjungan kerja ke perusahaann tersebut di Bandung, Sabtu (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek, mengatakan, jumlah kasus difteri dalam beberapa pekan ini mengalami penurunan. Meski demikian ia meminta seluruh jajaran Dinas Kesehatan kabupaten/kota tetap siaga dan menjalankan prosedur outbreak response immunization (ORI) jika ditemukan pasien difteri.

"Harus dikejar terus dan ORI ini tetap dilakukan," kata dia kepada para wartawan saat melakukan kunjungan kerja ke PT Bio Farma, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Sabtu (13/1).

(Baca: Vaksin Difteri Ditingkatkan" href="http://republika.co.id/berita/nasional/umum/18/01/13/p2hxin335-menkes-minta-produksi-vaksin-difteri-ditingkatkan" target="_blank" rel="noopener">Menkes Minta Produksi Vaksin Difteri Ditingkatkan)

Dalam kunjungan tersebut, Menkes didampingi Ketua dan anggota Komisi IX yang membidangi kesehatan, Dede Yusuf dan Ermalina. Dalam kunjungan tersebut rombongan Menkes diterima jajaran Direksi PT Bio Farma yang dipimpin Plt Dirut Bio Farma, Juliman. Seusai mendengarkan paparan jajaran Direski PT Bio Farma, Menkes dan rombongan meninjau proses pembuatan vaksi di komplek perusahaan milik negara tersebut.

Terkait dengan kasus difteri, kata Nila, dari laporan yang diterimanya sampai akhir 2017 terjadi di 170 kabupaten/kota di 30 provinsi.  Tercatat ada 954 kasus difteri sepanjang tahun lalu. Dengan angka kematian sebesar 44 kasus atau sekitar 4,61 persen.Saat ini, kata sebanyak 85 daerah sudah  tidak ada lagi laporan kasus difteri baru.

"Di daerah tersebut (85) tidak ada lagi kasus baru," ujar dia.

Menurut Nila, setelah dua minggu tidak ditemukan kasus baru difteri, maka status kejadian luar biasa (KLB) di daerah tersebut busa dicabut. Sebab selama dua minggu tersebut merupakan waktu inkubasi.

"Secara berangsur jumlahnya menurun. Tapi kita dan seluruh jajaran tetap melakukan antisipasi melalui berkoordinasi dengab kabupaten/kota," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement