REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, bersiap meninggalkan rumah dinasnya di Jl Gandanegara No 25, Purwakarta, Jawa Barat. Pekan depan, ia tak lagi menghuni rumah tersebut.
"Sekarang mulai beres-beres karena pekan depan saya sudah meninggalkan rumah dinas," kata Dedi, kepada Republika.co.id, Sabtu (13/1).
Menjabat bupati selama dua periode, Dedi memiliki berjuta kenangan dengan rumah dinasnya. Kenangan paling berkesan baginya ialah interaksinya dengan masyarakat di rumah bercat dominan putih itu. Di masa kepemimpinannya, rumah dinas tersebut terbuka untuk masyarakat selama 24 jam.
Dedi mengenang, ratusan bahkan ribuan warga dari berbagai daerah pernah ia sambut di rumah yang mendapat sentuhan gaya arsitektur sunda tersebut. Beragam persoalan, mulai dari yang ringan hingga pelik dibahas bersama di sana. "Tak hanya itu, saya juga sering rapat pemerintahan di rumah tersebut agar ide yang keluar saat itu harus segera ditransformasikan dalam kegiatan pembangunan," ujar Dedi yang berduet dengan Deddy Mizwar di Pilgub Jabar 2018.
Menurut Dedi, selama masa tahapan Pilgub Jabar 2018, terutama setelah ada penetapan dari KPU soal calon gubernur dan calon wakil gubernur, otomatis dia sudah tak menjabat lagi sebagai bupati Purwakarta. "Seluruh hak dan fasilitasnya sebagai bupati, termasuk rumah dinas, harus segera dikembalikan ke negara," kata Dedi.