Jumat 12 Jan 2018 15:02 WIB

Bali Belum Butuh Beras Impor

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andi Nur Aminah
  Pekerja melaukan bongkar muat karung berisi beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11).  (Republika/Agung Supriyanto)
Pekerja melaukan bongkar muat karung berisi beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kementerian Perdagangan berencana mengimpor 500 ribu ton beras dari Thailand dan Vietnam yang akan datang akhir Januari 2018. Beras yang diimpor adalah jenis khusus karena ada kelangkaan beras medium di lapangan yang dikonsumsi kalangan menengah.

Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali, Bali Causa Iman Karana mengatakan stok beras untuk Bali masih cukup hingga empat bulan ke depan. Kebutuhan beras untuk konsumen di Bali berkisar 36 hingga 37 ribu ton per bulan. "Karena stok cukup, kami rasa Bali belum butuh beras impor," kata Causa dijumpai di Denpasar, Jumat (12/1).

Pria yang akrab disapa CIK ini mengatakan karakter masyarakat Bali mayoritas mengonsumsi beras premium. Beras premium di Bali saat ini dijual di kisaran Rp 12.500 per kg.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Bali mencatat inflasi Bali akhir 2017 mencapai 3,2 persen //year on year (yoy), lebih tinggi dibanding setahun sebelumnya, namun masih di bawah inflasi nasional 3,61 persen yoy. Secara keseluruhan inflasi Bali diwarnai volatile food di pengujung tahun, yaitu kenaikan harga beras yang juga menjadi isu nasional.

CIK yang juga Kepala KPwBI Bali ini mengatakan meski terkena tekanan beras, kondisi Bali masih aman. Sulawesi Selatan yang juga salah satu lumbung beras nasional bahkan mencatat inflasi 4,4 persen yoy. Inflasi Bali akhir tahun lalu juga dipicu kenaikan tarif listrik dan cukai tembakau.

Bulog Pusat mengidentifikasi kelangkaan beras medium membuat orang terpaksa mengonsumsi beras premium, sehingga bakal terjadi pengeluaran tambahan masyarakat menengah ke bawah. Bulog Divisi Regional Bali beberapa waktu lalu menggelar operasi pasar beras medium di sejumlah pasar, yaitu Pasar Kreneng Denpasar, Pasar Kumbasari Badung, dan Pasar Anyar Singaraja. "Beras medium dalam operasi pasar ini dijual dengan harga Rp 9.350 per kilogram (kg) di bawah harga eceran tertinggi (HET)," kata Kepala Bulog Divisi Regional Bali, Wahyu Sutanto.

Wahyu mengatakan operasi pasar harus dilaksanakan untuk menekan harga yang mengalami kenaikan beberapa waktu terakhir. Pihak yang dilibatkan, antara lain distributor, pengecer, hingga Satuan Tugas (Satgas) Pangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement