Kamis 11 Jan 2018 02:12 WIB

BPPT Ubah Limbah Sawit Jadi Pakan Sapi

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Yudha Manggala P Putra
  Petugas memberikan pakan sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Cakung, Jakarta Timur, Jumat (18/9).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Petugas memberikan pakan sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Cakung, Jakarta Timur, Jumat (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berinovasi mengubah limbah sawit menjadi pakan ternak. BPPT meyakini pakan sapi ini mengandung nutrisi tinggi.

BPPT berhasil menerapkan inovasi pakan sapi berbahan limbah sawit untuk dikonsumsi sapi potong, kata Direktur Pusat Teknologi Produksi Pertanian BPPT Arief Arianto dilansir dari laman BPPT.

 

Ia menjelaskan, pemerintah menargetkan penambahan populasi sapi sebesar 3,2 juta ekor pada 2017. Penambahan itu bertujuan memenuhi kebutuhan daging nasional. BPPT menindaklanjuti target itu dengan mengembangkan formula pakan ternak bernutrisi tinggi.

 

Namun, Arief mengatakan konsekuensi target tersebut perlu didukung pengadaan pakan dan lahan. Ia mengusulkan, pengadaan bisa pemanfaatan potensi perkebunan kelapa sawit sebagai bahan pakan ternak sapi.

 

Ia menjabarkan, Indonesia memiliki perkebunan sawit seluas lebih dari 11,3 juta hektare (ha). Ia menilai lahan tersebut sangat potensial mendukung perkembangan populasi sapi nasional melalui program integrasi lahan sawit dengan peternakan sapi. Ia mengatakan, inovasi pakan limbah sawit itu mampu meningkatkan bobot sapi potong.

 

BPPT memberikan pelatihan serta diseminasi teknologi itu di beberapa wilayah, seperti, di Desa Tran Mataram, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau. Pelatihan berfokus pada aplikasi teknologi pengolahan pakan limbah sawit, teknologi reproduksi, teknologi kesehatan hewan, dan manajemen pemeliharaan.

 

Sebagai bahan pelatihan telah diserahkan dua paket pengolahan pakan ternak berbasis limbah sawit yang terdiri dari mesin pencacah pakan sawit, mesin pencampur pakan, dan mesin penggiling pakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement