REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Kodim 0911 Nunukan, Kalimantan Utara tidak menyangkali dugaan seorang teroris Jaringan Anshorut Daulah (JAD) bersembunyi di wilayah kerjanya. Komandan Kodim 0911 Nunukan, Letkol CZi Abdillah Arif yang dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu (10/1), tidak mengiyakan namun tidak menampik pula.
Ia hanya mengimbau kepada masyarakat di wilayah kerjanya agar proaktif memantau, melaporkan atau menginformasi kondisi lingkungan tempat tinggal masing-masing termasuk jika ada orang baru atau pendatang baru. "Masyarakat harus proaktif memantau, melaporkan atau memberikan informasi apabila ada hal-hal yang mencurigakan di lingkungan tempat tinggal masing-masing," harap dia sekaitan dengan kelompok JAD di wilayah kerjanya.
Abdillah pun mengaku, anggota JAD yang diduga sering berada di Kabupaten Nunukan berinisial "AB" yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda merupakan kelompok jaringan yang meledakkan bom di sebuah gereja di Samarinda.
Sehubungan dengan rekannya tertangkap dan ada yang meninggal dunia pascapeledakan bom di gereja tersebut, maka pria "AB" ini melarikan diri terdeteksi bersembunyi di Kabupaten Nunukan sejak beberapa bulan lalu.
Mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, Kodim 0911 Nunukan telah menurunkan personil melakukan pemantauan dan melaporkan perkembangan kondisi terkini. Selain itu, Abdillah menyatakan, terus berkoordinasi dengan aparat kepolisian, satgas pamtas hingga masyarakat untuk memberikan informasi teraktual sekaitan dengan kelompok teroris ini.
Pria berinisial "AB" ini adalah daftar pencarian orang (DPO) awalnya direkrut oleh Nanang, terduga teroris JAD yang mati ditembak Densus 88 anti teror di Cilegon, Banten pada Maret 2017. Keberadaan "AB" tercium sering berada di Kabupaten Nunukan dan sering berkunjung di Kota Tarakan.