Rabu 10 Jan 2018 14:27 WIB

Stok Beras dari Petani ke Pasar Induk Cipinang Berkurang

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nidia Zuraya
Konsumen sedang memilih jenis beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Konsumen sedang memilih jenis beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga beras dibeberapa wilayah sudah mulai meresahkan banyak masyarakat. Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta Zulkifli Rasyid sendiri menyatakan kenaikan harga beras terjadi karena pasokan beras yang datang dari petani berkurang sementara permintaan terus naik.

"Sekarang ini beras sudah banyak berkurang. Stok beras itu kurang dan harga dimana-mana itu naik. Tadi saya lihat itu harga beras medium saja sudah Rp 11 ribu," ujar Zulkifli saat dihubungi Republika, Rabu (10/1).

Zulkifli menyatakan pasokan dari daerah berkurang dikarenakan posisi petani beras saat ini tidak dalam masa panen. Hal ini berlaku di semua wilayah di Indonesia.

Faktor panen rendah sendiri dikatakan karena masa tanam yang menunggu 100 hari baru bisa panen. Jika dihitung dengan jangka waktu 100 hari ini mulai dari Desember kemarin maka panen baru bisa terjadi nanti di pertengahan Maret. Sekarang ini petani baru masuk masa tanam.

Zulkifli juga membantah pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menyatakan saat ini produksi beras mengalami surplus dan pada bulan Februari nanti Indonesia akan masuk masa panen raya. Jika terjadi surplusmaka tidak mungkin stok dari petani dan di pasar induk menipus.

Ketua Koperasi tersebut menambahkan bahwa panen baru akan terjadi di pertengahan Maret namun bukan termasuk panen raya.

"Kalau menurut saya berdasarkan penglihatan saya dan keadaan di lapangan, belum ada panen di bulan Januari dan Februari. Pertengahan Maret nanti berkemungkinan besar panen tapi dalam catatan saya tidak sesuai dengan harapan kita. Bukan panen raya," lanjutnya.

Zulkifli juga menyatakan sejak awal pemerintah menetapkan HET untuk beras medium dirinya sudah tidak setuju. Hal itu menurutnya tidak efektif.

Dirinya juga menyetujui rencana Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mengimpor beras medium. Menurutnya hal itu perlu dilakukan untuk mengisi kekosongan yang ada saat ini. Namun impor tersebut harus dihentikan ketika pasokan beras sudah mulai naik dan mampu memenuhi pasar domestik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement