Rabu 10 Jan 2018 03:12 WIB

Malioboro Kini Miliki Toilet Bintang Lima

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Budi Raharjo
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X melakukan peninjauan sebelum pancangan pemanfaatan pedestrian Malioboro (pasar Beringharjo -titik nol) dan toilet bawah tanah , Selasa (9/1).
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X melakukan peninjauan sebelum pancangan pemanfaatan pedestrian Malioboro (pasar Beringharjo -titik nol) dan toilet bawah tanah , Selasa (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Yogyakarta seolah tak pernah berhenti berkreasi. Malioboro pun terus dipoles. Kini sepanjang jalan Malioboro yang menjadi pusat belanja khas Yogyakarta ini sudah memiliki trotoar yang memanjakan pejalan kaki.

Selain itu, ada toilet khusus yang berada di dekat Malioboro. Yang istimewa, toilet ini berada di bawah permukaan alias underground.

Mulai Selasa (9/1), toilet bawah tanah dengan kualitas layaknya hotel berbintang yang berada di Titik Nol Kilometer Yogya telah bisa di gunakan oleh warga Yogya dan Wisatawan. Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dan Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti telah meresmikan toilet tersebut.

Pada toilet ini terdapat 20 toilet yang terdiri atas 12 unit untuk laki-laki dan 8 untuk perempuan. Toilet ini pun bisa diakses oleh semua orang, karena di toilet ini telah disediakan toilet model jongkok, duduk, dan tempat khusus buang air kecil serta dilengkapi juga toilet untuk penyandang disabilitas.

Tak hanya untuk buang hajat saja, toilet ini dilengkapi fasilitas khusus ibu menyusui dan kamera pengawas. Toilet yang menghabiskan anggaran Rp 5 miliar ini juga menggunakan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah.

Sebab, proses pengolahan limbah toilet tidak sekadar dibuang ke dalam tanah seperti layaknya septiktank pada umumnya. Akantetapi, di bawah tanah limbah akan diolah melalui instalasi pembuangan air limbah (IPAL).

Di dalam toilet tersebut juga disuguhkan arsitektur ornament yang inspiratif tentang Yogyakarta. Konsep ini sekaligus untuk menyampaikan pesan dan cerita bagi setiap orang yang sedang menggunakan fasilitas toilet. Dengan begitu toilet tersebut tak sekadar menjadi sarana buang hajat saja. Tapi tersirat makna dan informasi seputar kearifan lokal Kota Yogya bagi pengunjungnya.

Usai meresmikan toilet tersebut, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menuturkan jika Toilet underground penting dibangun di lokasi tersebut. Karena di sekitar lokasi itu banyak orang yang membutuhkanya, dan selama ini, cukup sulit mencari toilet yang nyaman di kawasan itu.

"Di sini ada anak-anak yang akan ke Taman Pintar, ada penitipan sepeda, mobil. Berarti di situ kan banyak orang yang memerlukan toilet," katanya. Pada kesempatan tersebut Haryadi juga menjajal fasilitas bagi difable yaitu lift wheelchair dengan meluncur dari atas ke bawah. Fasilitas ini diperuntukkan khusus bagi para penyandang difabel yang akan masuk ke toilet bawah tersebut.

Untuk saat ini toilet masih digratiskan sampai sudah ada regulasi terkait dengan penentuan tarif. Karena penentuan tarif perlu ada surat keputusan (SK) Gubernur untuk memberlakukan tarif. Untuk tahun pertama masik dikelola Pemda DIY dan nanti bisa bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pengelolaannya.

Walikota optimistis, keberadaan toilet bertaraf internasional di objek wisata bakal memberikan nilai tambah bagi destinasi itu sendiri. Demikian pula objek-objek wisata lain di Kota Yogya.

Sebelum meresmikan toilet underground, Gubernur dan Walikota Yogya juga meresmikan revitalisasi pedestrian Malioboro tahap II yang dimulai dari depan Pasar Beringharjo hingga Kawasan Titik Nol dan depan Gedung Agung.

Pada pedestrian tersebut wisatawan akan dimanjakan karena sudah dilengkapi dengan 40 tempat duduk dan fasilitas lain seperti tempat sampah dan asbak pun sudah terpasang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement